Sukses

Ratusan Penerbangan Dibatalkan, Bos AP I: Untung APEC Lebih Besar

Pelaksanaan KTT APEC di Bali berdampak pada lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, baik domestik maupun internasional.

Pelaksanaan KTT APEC di Bali berdampak pada lalu lintas penerbangan di Bandara Ngurah Rai, baik domestik maupun internasional.

PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menerima 673 rekomendasi pembatalan penerbangan sejumlah maskapai untuk kurun 6-9 Oktober 2013, sementara pada 5 Oktober, tercatat ada 85 pembatalan penerbangan.

Direktur Utama Angkasa Pura I Tommy Soetomo menjelaskan pembatalan penerbangan yang terjadi di bandara Ngurah Rai karena penyelenggaraan APEC tak akan menimbulkan kerugian besar. Menurut dia, APEC yang diselenggarakan di Bali justru akan memberikan keuntungan jangka panjang.

"Kami semua harus jadi tuan rumah yang baik, APEC ini kan keuntungannya jauh lebih besar, keuntungan jangka panjang kan jauh lebih besar, nanti juga pertemuan WTO akan diselenggarakan di sini (Bali)," ujarnya saat ditemui usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT.Sintesa Group-SunEdision di Nusa Dua, Bali, Selasa (8/10/2013).

Meski demikian dia mengaku telah mengantisipasi masalah penundaan penerbangan akibat kepulangan para pemimpin negara APEC dari bandara tersebut.

"Misalnya ada protokol VIP untuk kepala negara kan mengakibatkan delay, nah delay itu mata rantainya banyak termasuk ke bandara yang lain, kami sudah notice (menyadari) itu sebelumnya," tutur Tommy.

Tommy mengakui pembangunan bandara memang belum seratus persen rampun. Namun hingga saat ini, Tommy mengatakan semua hal yang berkaitan dengan kepulangan para delegasi telah disiapkan dengan matang. Dia juga menungungkapkan urusan dengan sejumlah penerbangan domestik dan asing sudah diselesaikan.

"Bea cukai sudah siap, imigrasi juga, tinggal kita melayani kepulangan. Memang untuk kepulangan kami lakukan pemindahan internasional secara bertahap, tapi mudah-mudahan besok kami bisa service," harapnya. (Sis/Ndw)