Liputan6.com, Jakarta Pengurus Besar Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (PB GABSI) kecewa karena olahraga Bridge belum bisa dipastikan masuk dalam daftar 36 cabor Asian Games 2018 nanti. Bridge hanya masuk dalam cabor usulan tuan rumah yang belum tentu bakal terpilih.
Baca Juga
- Bos Repsol Honda Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah MotoGP
- Pemerintah Inggris Bantu Rio Haryanto Perkuat Manor F1
- 5 Pemain Terburuk Barcelona Sepanjang Masa
PB GABSI menyebut KOI dan Satlak Prima tidak konsisten dengan janji mereka sendiri. Alhasil, ketika Olympic Council of Asia (OCA), Kemenpora serta KOI bertemu pada 14 Juni 2015 di Jakarta,Bridge tidak terpilih masuk 36 cabor Asian Games.
Bridge dipilih sebagai cabor yang menjadi hak prerogatif tuan rumah.Bridge yang awalnya sudah resmi ditetapkan sebagai cabor AG 2018, diputuskan harus kembali bersaing memperebutkan satu cabor sisa tersebut bersama cabor lain seperti paralayang, panjat tebing, jetski, dan sepatu roda.
“KOI dan Satlak Prima terlihat jelas tidak konsisten karena sudah sejak tahun lalu bridge dinyatakan resmi dipertandingkan di AG 2018, bahkan venue-nya sudah ditetapkan di Palembang.Tentu kami kecewa dengan sikap mereka apalagi keputusannya diambil sepihak,” ujar Ketua Umum PB GABSI Ekawahyu Kasih seperti rilis yang diterima media.
Ekawahyu menyatakan KOI dan Satlak Prima tidak pernah berkomunikasi dengan pihaknya terkait perubahan itu sebelumnya. Keputusan itu, lanjut Ekawahyu, dinilai memalukan karena kabar mengenai bridge akan berlaga di AG 2018 telah tersebar luas hingga mancanegara.
Beberapa organisasi bridge dunia seperti WBF (World Bridge Federation), ABF (Australian Bridge Federation), dan EBU (English Bridge Union) juga telah merilis bahwa bridge akan berlaga di AG 2018 melalui website resminya masing-masing.
“Perubahan ini muncul sejak KOI dan Satlak Prima berganti kepengurusan baru. Saya tidak tahu ada motif apa dibalik semua ini dan kenapa harus bridge. Yang pasti keputusan mereka melukai hati seluruh insan bridge Indonesia," ucapnya.
Gelar Seleknas
Menurutnya, sejak resmi diumumkan berlaga di AG 2018 pada tahun lalu, PB GABSI telah menyiapkan serangkaian program guna merealisasikan target 5 medali emas yang dijanjikan.
Hal itu ditunjukan dengan melaksanakan Seleksi Nasional (Seleknas) Junior, Girls, Youngster dan dilanjutkan dengan Seleknas Men, Ladies, dan Mixed Team.
"Dengan persiapan dua tahun lagi, kami yakin bisa rebut emas, tapi jangan direcoki seperti ini," kata Ekawahyu.
Advertisement