Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden kehormatan OCA (Dewan Olimpiade Asia) Wei Jizhong tengah berada di Indonesia untuk meninjau langsung calon venue Asian Games 2018. Kehadiran pria asal Tiongkok tersebut merupakan bagian dari persiapan OCA sebelum menentukan agenda rapat Cordination Commite (Corcomm) pada 9-11 Mei 2016 mendatang di Jakarta.
Wei memberi perhatian khusus pada tiga fasilitas bertanding di dalam Komplek Olahraga Gelora Bung Karno. Pertama adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Stadion Madya untuk cabang olahraga atletik, dan kolam renang.
Baca Juga
- 5 Pemain yang Wajib Dibuang Madrid Akhir Musim Ini
- Yamaha: Peluang Lorenzo Pergi Sangat Besar
- Tragedi Hillsborough dan Simpati Dortmund
"Sudah dua hari saya meninjau infrastruktur di sini. Walau kerja panpel belum terlihat, tapi saya tahu mereka bekerja keras, mulai dari Kementerian Pekerjaan Umum, Olahraga, dan Pemerintah Daerah. Jadi persiapan menuju 2018 sudah bagus," tutur Wei dalam jumpa pers di Kantor KOI (Komite Olimpiade Indonesia), Kamis (14/4/2016).
Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018 usai pengunduran diri Vietnam. Dan, Komplek Olahraga Gelora Bung Karno perlu renovasi besar-besaran untuk memenuhi standar internasional, salah satunya Stadion Madya Senayan.
Wei menguraikan kalau cabor atletik harus dimainkan di stadion utama milik Indonesia karena merupakan promadona dalam ajang multi event. "Baik di SEA Games, Asian Games, Olimpiade. Atletik adalah mother of sport. Tetapi maaf, stadion yang sekarang layak hanya untuk latihan, bukan kompetisi," tutur Wei.
Stadion Madya Senayan saat ini hanya memiliki delapan lintasan lari. Padahal sesuai standar internasional saat ini, arena tanding bekas Asian Games 1962 tersebut harus memiliki 10 lintasan lari.
"Kalau untuk kompetisi, sayang untuk citra Indonesia. Media yang akan meliput juga butuh ruang untuk peralatan mereka, dan di sana terlalu sempit," Wei mengakhiri.