Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Pusat Pengelolaan Kompleks Gelora Bung Karno (PPK GBK), Drs. Winarto, merespons keluhan yang dilayangkan Ketua Umum PP Pelti,  Maman Wiryawan atas pengalihfungsian lapangan tenis menjadi stadion bisbol. Rencananya, pengelola GBK hanya akan menyisakan stadion tenis indoor dan centre court demi membangun demi membangun venue bisbol untuk Asian Games 2018.
Winarto menjelaskan, banyak alasan yang mendasari perombakan komplek olahraga di Senayan tersebut menjadi tuan rumah Asian Games. Yang terpenting, seluruh pengurus federasi cabang olahraga (cabang) yang berkepentingan sudah saling berkoordinasi.
Baca Juga
Pertama adalah keterbatasan daya tampung beberapa venue yang ada di dalam komplek GBK. Kementerian PU-Pera (Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat) akan merombak area seluas 87 hektar ini yang meliputi 14 venue mulai dari Stadion Utama (SUGBK) hingga kolam renang.
"Kedua mengakomodir berbagai cabang olahraga, ketiga pembiayaan, program yang disusun oleh KOI dan OCA dan kelima dari policy (kebijakan) dari pemerintah untuk memajukan tempat-tempat olahraga tidak hanya Jakarta," ucap Winarto usai acara syukuran Hari Ulang Tahun KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) di Senayan, Rabu (19/10/2016) siang.
Gugatan PP Pelti bukan hanya kepada Direktur PPK GBK. Melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Maman Wiryawan juga menggugat Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Sekretaris Negara, Menteri PU-Pera dan Menteri Keuangan.
Advertisement
Venue Tenis di Palembang
Komplek tenis GBK nantinya bakal disulap menjadi stadion bisbol bertaraf internasional. Sedangkan Stadion Tenis Bukit Asam Jakabaring di Palembang, Sumatra Selatan nantinya yang akan menggelar pertandingan tenis menggantikan GBK saat Asian Games 2018.
"Saya bisa memahami dari sisi beliau sebagai Ketua Umum PP Pelti. Kebetulan kalau kita berbicara bisbol, kita tengah mempersiapkan diri untuk mengirim atlet ke Olimpiade karena di Tokyo 2020 ada cabor ini," ucap Winarto.
"Palembang sudah menyiapkannya untuk Asian Games, yang satu level di bawah Olimpiade. Yang paling penting adalah pemerintah ingin memberi kesempatan kota lain untuk maju dan berkembang dengan cabor unggulannya," tutur Winarto.
Advertisement