Liputan6.com, Palembang - Pengurangan anggaran untuk perhelatan Asian Games 2018 dari semula Rp 8,7 triliun menjadi Rp 4 triliun menjadi polemik bagi dua kota tuan rumah, yakni Jakarta dan Palembang.Â
Â
Namun, Asisten III Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Provinsi Sumsel Ahmad Najib mengatakan, pembangunan infrastruktur di Kota Palembang masih berjalan sesuai rencana.Â
Â
Baca Juga
Â
"Ya kalau kita sih, dampak pasti ada. Tapi dalam konteks venue yang kita siapkan, masih on the track. Kita harus melakukan penyesuaian," ujarnya kepada media, Rabu (22/3/2017).Â
Â
Hal ini lantaran karena Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel sendiri menggandeng pihak ketiga untuk tahap upgrade venue yang sudah ada atau membangun venue baru Asian Games.
Â
"Seperti Pusri, Pertamina, PT. BA, Sinar Mas, itu kan gandeng pihak ketiga. Jadi adanya pihak ketiga ini kita bersyukur, karena tidak membebani APBN dan APBD," bebernya.Â
Â
Sepuluh cabang olahraga (cabor) yang dihelat di Palembang, beberapa diantaranya sudah ada di kompleks Jakabaring Sport City (JSC). Seperti dayung, kano/kayak, menembak, sepakbola, sepak takraw (GOR Ranau), triathlon, panjat tebing dan voli pantai.Â
Â
Sedangkan gedung yang benar-benar dibuat baru ialah bowling dan tenis-soft tenis. "Kita harus melakukan penyesuaian. Nah sampai sekarang yang ada di PU masih dalam tahap pengerjaan," pungkasnya.Â
Â
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Tim Pengarah Asian Games menilai, dana yang diajukan Rp. 8,7 T itu terlalu besar. Ia meminta agar anggaran tersebut dikecilkan lagi. (Indra Pratesta)