Sukses

Menuju Asian Games 2018, PBSI Terus Cari Komposisi Terbaik

Asian Games 2018 menjadi salah satu fokus jangka pendek PBSI selain Piala Thomas dan Uber 2018.

Liputan6.com, Jakarta Kejurnas PBSI 2017 akan dijadikan ajang uji coba komposisi di sektor ganda untuk menuju Asian Games 2018. Karenanya, ada beberapa perubahan terkait atlet yang dipasangkan pada turnamen bergengsi berskala nasional tersebut.

Asian Games 2018 menjadi salah satu fokus jangka pendek PBSI selain Piala Thomas dan Uber 2018. Pada dua ajang itu, PBSI mematok target tinggi. Karenanya, persiapan yang dilakukan harus sangat matang.

Tak heran jika PBSI tidak ingin menyia-nyiakan ajang ini sebagai uji coba. Dalam hal ini, akan ada beberapa perombakan yang dilakukan. Salah satunya adalah publik bisa kembali melihat pasangan Mohammad Ahsan / Hendra Setiawan.

Sebelumnya, ganda putra ini sempat dipisahkan pada awal 2017. Itu karena Hendra memutuskan untuk mundur dari Pelatnas PBSI dengan status profesional. Alhasil, Ahsan dipasangkan dengan Rian Agung Saputro.

Perubahan juga dilakukan pada ganda putra lainnya, seperti Berry Angriawan yang kembali bersama Angga Pratama. Lalu ada Ricky Karanda Suwardi dengan Hardianto. Sebelumnya, Ricky adalah pasangan Angga.

"Karena kami melihat target kita. Untuk jangka pendek, ada Thomas Uber dan Asian Games. Tentu kami mencari komposisi terbaik. Karena ini bukan hanya target dari PBSI, tapi juga dari pemerintah, Kemenpora, KONI," tutur Susy Susanti di Kantor PBSI, Cipayung, Jumat (24/11/2017).

2 dari 2 halaman

Perubahan

Terkait perombakan komposisi, Susy mengaku seluruh jajaran PBSI secara intens berdiskusi internal. Dari setiap diskusi itu, induk olahraga bulu tangkis Indonesia akan mengetahui terkait apakah butuh adanya perubahan, penambahan, atau hal yang lainnya.

Perubahan komposisi mungkin akan terus terjadi dalam setiap ajang yang diikuti dalam waktu dekat. Itu karena PBSI ingin para atlet menorehkan prestasi terbaik dalam Piala Thomas dan Uber serta Asian Games 2018.

Ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon mempersembahkan satu gelar untuk Indonesia pada China Terbuka Super Series Premier 2017. (PBSI)

"Sebisa mungkin kami harus bisa memenuhi target karena itu menyangkut nama Indonesia, gengsi negara, dan menyangkut ranking juga. Pada saat pertandingan-pertandingan, baik di dalam maupun di luar, mungkin bisa banyak perubahan," papar Susy.

"Jadi, atlet pun tidak berada dalam zona nyaman, itu sudah pasti. Saya pun tak mau seperti itu. Semua harus bersaing dan semua harus bisa memberikan prestasi," ia menambahkan.