Sukses

KOI: Pelatnas Asian Games Harus Segera Dimulai

Asian Games 2018 akan menggelar 40 cabor dan 462 nomor.

Liputan6.com, Jakarta - Perhelatan Asian Games 2018 sudah tinggal delapan bulan. Indonesia sebagai tuan rumah pun terus mengejar persiapan. Tak hanya venue, para atlet pun sudah harus mulai digodok dalam program training camp (TC).

Sebagai tuan rumah, Indonesia tentu berharap prestasi bagus pada Asian Games. Apalagi, target yang sudah dipasang adalah 10 besar. Mengingat level kali ini jauh lebih besar dari SEA Games 2017, tentu finis di 10 besar Asian Games tak akan jadi tugas yang mudah.

Sejauh ini, ada beberapa cabang yang sudah memulai lebih dulu program TC. Tapi, ada juga beberapa cabang yang masih belum jelas. Hal ini terkait pembubaran Satlak Prima. Harry Warganegara, Ketua Komisi Sports Development dari Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pun angkat bicara.

"Ini tinggal 6-8 bulan lagi. Waktu pelatnas sudah harus dimulai. Jadi, kami sebagai KOI mengingatkan pemerintah program pelatnas, khususnya atlet-atlet dari cabang unggulan, sudah harus mulai Januari (2018)," ujar Harry di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (13/12/2017).

Di sisi lain, Indonesia juga memiliki kesempatan untuk mendulang medali dari berbagai nomor cabang Asian Games. Itu karena Indonesia tidak terhalangi dengan jumlah kuota peserta yang ada di setiap nomor cabang.

2 dari 2 halaman

Manfaatkan Kuota

Aksi peloncat indah dari berbagai negara dalam rangka tes event cabang akuatik Asian Games 2018 di kolam renang Senayan, Jakarta yang akang berlangsung dari tanggal 5-15 Desember 2017.  (Bola.com/Peksi Cahyo)

Seperti diketahui, ada 40 cabang yang akan dihelat pada Asian Games 2018. Dari 40 cabang itu akan ada 462 nomor yang dilombakan. Jika bisa memanfaatkannya, target menembus 10 besar bukan tugas yang mustahil.

"Kalau tidak kita manfaatkan ya kita yang rugi. Tinggal sekarang menentukan yang unggulan-unggulan itu apa. Kalau tidak disiapkan dari sekarang, takutnya hasilnya tidak maksimal," ungkap Harry.

"Sekarang kan sudah tidak ada Satlak Prima, langsung dari cabor. Mereka pasti akan punya usulan banyak. Pertanyaannya, bujetnya cukup atau tidak? Kalau tidak cukup, Kemenpora harus menyeleksi mana yang prioritas," ia menambahkan.