Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga masih memverifikasi proposal program pemusatan pelatihan nasional (pelatnas) yang telah diajukan 40 cabang olahraga dalam Asian Games 2018 pada Desember 2017.
"Proposal yang sudah disetujui belum sampai 50 persen dari total proposal yang masuk ke kami. Kami masih melanjutkan proses verifikasi karena tidak ada maksud kami untuk menghalangi hak cabang olahraga," kata Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Kamis (4/1/2018), seperti dinukil dari Antara.
Advertisement
Baca Juga
Gatot mengatakan proses verifikasi proposal program pelatnas Asian Games ke-18 cabang-cabang olahraga itu juga melibatkan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sebagai pihak yang mengaudit kelayakan proposal.
"Auditor itu bertugas memastikan komponen pelatnas, misalnya suplemen dan nutrisi makanan ataupun peralatan memang yang layak," papar Gatot.
Indikator kelayakan proposal program pelatnas cabang olahraga, lanjut Gatot, dapat berbeda antara satu cabang olahraga. Tapi, dengan poin-poin seperti jumlah atlet, akomodasi, program pemusatan pelatihan, dan kejuaraan uji coba.
"Indikator itu ada yang bersifat umum atau sama antara satu cabang olahraga dan cabang olahraga lain. Ada juga indikator yang hanya melekat pada cabang-cabang olahraga tertentu karena misalnya jumlah atlet mereka berbeda," ucap Gatot.
APBN 2018
Gatot menambahkan, dana pelatnas yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018 itu tidak dibedakan kepada cabang-cabang olahraga yang telah mendapatkan sponsor ataupun cabang yang belum mendapatkan sponsor.
"Kami tidak mempertimbangkan soal sponsor karena tugas utama dukungan dana bagi cabang olahraga berasal dari negara. Tapi, sumber lain dukungan dana masih dimungkinkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2017," ucap Gatot.
Anggota Tim Verifikasi Pelatnas Asian Games 2018 Adhi Purnomo mengatakan delapan cabang olahraga telah mendapatkan nota kesepahaman dengan Kemenpora terkait program pelatnas mereka.
Advertisement