Sukses

Respons Eko Yuli Setelah Terancam Gagal Tampil di Asian Games 2018

Eko Yuli Irawan berharap keputusan pencoretan kelas 62 kg pada ajang Asian Games 2018 dibatalkan

Jakarta - Lifter Indonesia, Eko Yuli Irawan, buka suara tentang pencoretan kelas 62 kg pada cabang angkat besi di Asian Games 2018. Dia berharap keputusan itu bisa dibatalkan. 

Menurut Eko, Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI), juga tak setuju dengan keputusan tersebut dan telah mengirimkan surat penolakan ke Federasi Angkat Besi Asia (AWF). 

Baca Juga

  • Eko Yuli Terancam Gagal Tampil pada Asian Games 2018
  • Kevin / Marcus Siap Tempur Hadapi All England 2018
  • Undian All England: Kevin / Marcus Hadapi Kompatriot, Tontowi / Liliyana Lawan Ganda Rusia

Keputusan mencoret kelas 62 kg dilakukan oleh AWF melalui surat resmi pada 11 Februari 2018 dan ditandatangani Presiden AWF, Mohamed Yousef Alamana. Keputusan ini membuat lifter andalan Indonesia, Eko Yuli Irawan, terancam batal tampil pada ajang empat tahunan tersebut. Eko merupakan lifter yang bertarung di kelas tersebut dan punya kans meraih medali emas. 

"Saya sudah diberi tahu kabar tersebut pada Selasa pekan lalu (13 Februari) oleh Pak Alamsyah Wijaya (Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PABBSI)," kata Eko Yuli, saat dihubungi Bola.com, Rabu (21/2/2018). 

Eko Yuli mengatakan PB PABBSI sudah mengirimkan surat penolakan atas keputusan tersebut pada pekan lalu. 

Menurut Eko, keputusan itu masih bisa diperdebatkan. Apalagi, status Indonesia adalah tuan rumah Asian Games 2018. 

"Sebagai tuan rumah, harusnya kita yang mengatur nomor apa saja yang dipertandingkan. Mosok peluang emas buat Indonesia malah dicoret. Seharusnya kalau ada yang harus dihapus yang kelas atas, bukan malah kelas 62 kilogram," ujar peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. 

"Saya yakin Bapak Menpora (Imam Nahrawi) tidak mungkin tinggal diam kalau peluang emas kita malah dihapus. Kami tidak tahu pertimbangan penghapusan itu apa dan tidak ada pemberitahuan awal sama sekali," sambung Eko Yuli Irawan. 

Â