Jakarta - Setelah gagal menyajikan gelar juara SEA Games 2017, Luis Milla Aspas diharapkan bisa menyajikan prestasi di Asian Games 2018. Berstatus sebagai tuan rumah, Timnas Indonesia tidak boleh hanya jadi kontestan penggembira di ajang multievent terbesar di kawasan Asia tersebut.
Tak mudah bagi Tim Merah-Putih untuk bisa jadi kampiun di Asian Games, pesaing tidak hanya datang dari Asia Tenggara. Negara-negara top Asia macam Jepang, Korea Selatan, Iran, serta Arab Saudi ikut ambil bagian di perhelatan yang digelar rutin tiap empat tahun sekali tersebut.
Prestasi tertinggi Tim Garuda di Asian Games adalah meraih medali perunggu di edisi 1958. Di Tokyo, Jepang, Timnas Indonesia mengunci posisi tiga besar setelah mengalahkan India dengan skor telak 4-1. Sebelumnya langkah timnas ke final dihentikan China dengan skor 0-1.
Advertisement
Baca Juga
- 8 Predator Ganas yang Bakal Meramaikan Perburuan Gelar Top Scorer Liga 1 2018
- 8 Ekspresi dan Sihir Egy Maulana Vikri di Timnas Indonesia
- Mengintip Perjuangan 8 Pemain Top Berebut Masuk Skuat Timnas Indonesia Asian Games 2018
Empat tahun sebelumnya Timnas Indonesia yang ditukangi Toni Pogacnik juga lolos ke semifinal. Langkah Maulwi Saelan dkk. ke final juga dihentikan oleh China dengan skor telak 2-4.Â
Timnas Indonesia juga sempat tercatat sebagai semifinalis pada Asian Games 1986. Bertje Martupelwa yang bisa menyatukan bintang-bintang kompetisi Galatama dan Perserikatan sukses mengantarkan Tim Merah-Putih ke fase empat besar, sebelum ditekuk Korea Selatan 0-4.
Luis Milla diharapkan bisa melebih pencapaian dua pendahulunya. Prestasi di Asian Games 2018 bakal jadi penebusan dosa 1962.
Saat menjadi tuan rumah Asian Games kali pertama, Timnas Indonesia gagal total tersandung kasus pengaturan skor.
Milla dikontrak PSSI dengan reputasi mentereng sukses mengantar Spanyol juara Piala Eropa U-21 edisi 2011. David de Gea, Ander Herrera, Javi Martinez, dan Juan Mata, adalah pemain-pemain belia didikan pelatih kelahiran 12 Maret 1966 itu.
Bhayangkara FC Rilis Skuat dan Jersey 2018, Kompetisi Asia 2019 Jadi Target https://t.co/1WpnwrjOm0
— Bolacom (@bolacomID) February 23, 2018
Nakhoda yang saat masih aktif bermain sempat membela dua klub raksasa Spanyol, Barcelona dan Real Madrid, terobsesi ingin menciptakan kesuksesan pribadi lewat prestasi di Indonesia, negara yang tidak punya tradisi juara di pentas sepak bola internasional.
Walau gagal memberikan medali emas SEA Games 2017, pria berambut ikal itu dipuji publik sepak bola nasional. Penampilan Timnas Indonesia U-22 memesona di Malaysia. Tim Garuda Muda memainkan sepak bola cantik ala-ala tiki-taka Barcelona.
Di SEA Games 2017 mencuat nama-nama pemain muda bertalenta, macam: Septian David Maulana, Osvaldo Haay, Febri Haryadi, Hanif Sjahbandi, yang kini jadi tulang punggung Timnas Indonesia level senior.
Lewat rekaman lensa, Bola.com mengajak pembaca untuk mengetahui cara Luis Milla bekerja membentuk Timnas Indonesia super yang siap bersaing di Asian Games 2018.Â
Sumber: Bola.com
Motivator Ulung
Advertisement
Detail saat Memberi Arahan
Komunikatif dan Tidak Anti Kritik
Advertisement
Ambisius dan Bermental Juara
Selalu Berupaya Dekat dengan Pemain
Advertisement
Jago Menemukan Talenta Belia
Pemuja Permainan Ofensif
Advertisement
Didampingi Asisten yang Berpengalaman Menempa Pemain Muda
Terobsesi Menciptakan Gaya Bermain Khas Timnas Indonesia
Advertisement