Jakarta - Indonesia merupakan negara tersukses pada nomor ganda putra bulutangkis di kancah Asian Games.Â
Sejak cabang olahraga bulutangkis dipertandingkan di Asian Games pada 1962 atau sudah 14 kali, ganda putra Indonesia sukses mempersembahkan tujuh medali emas.
Advertisement
Baca Juga
Malaysia berada di peringkat kedua dengan koleksi empat medali emas, diikuti Korea (2) dan China (1). Hanya empat negara yang mampu mencicipi medali emas pada nomor ganda putra ini.
Jejak manis Indonesia di sektor ganda putra baru dimulai pada Asian Games 1974 di Teheran, Iran. Pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi berhasil mengibarkan bendera Merah Putih di podium tertinggi.
Empat tahun berselang, giliran pasangan Christian Hadinata/Ade Tjandra yang berjaya di Asian Games Bangkok 1978. Christian Hadinata dua kali mencicipi gelar medali emas di ganda putra Asian Games. Dia berhasil juara dengan pasangan berbeda pada Asian Games 1982, tepatnya bersama Icuk Sugiarto.
Indonesia sempat puasa medali emas di sektor ganda putra pada 1986 dan 1990, yang jatuh ke tangan Korea Selatan (Park Jo-boong/Kim Moon-soo) dan China (Li Yongbo/Tian Bingyi).
Tak terpuruk terlalu lama, Indonesia kembali unjuk gigi, dalam dua edisi beruntun (1994 dan 1998), melalui pasangan Rexy Mainaky/Ricky Soebagdja. Saat itu, mereka memang tengah menikmati puncak karier, termasuk meraih medali emas Olimpiade pada 1996 di Atlanta.
Selain Christian Hadinata, ada pemain lain asal Indonesia yang menggenggam medali emas dengan pasangan berbeda. Pada Asian Games Guangzhou 2010, Hendra merengkuh medali emas bersama Markis Kido, sedangkan empat tahun berselang di Asian Games Incheon 2014, Hendra juara saat berduet dengan Mohammad Ahsan.
Mampukah Indonesia meneruskan hegemoni di sektor ganda putra bulutangkis Asian Games? Kans meraih medali emas pada Asian Games 2018 terbuka lebar. Indonesia bakal menumpukan harapan tersebut di pundak ganda putra terbaik dunia saat ini, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Mampukah Kevin/Marcus mewujudkan asa publik Indonesia?