Jakarta - Kabar datang dari satu di antara peserta cabang olahraga sepak bola putra Asian Games 2018, Irak. Negara di kawasan Timur Tengah itu pada Rabu (1/8/2018) dikabarkan mengundurkan diri dari cabor bergengsi ini.
Menurut satu sumber di lingkar dalam di Baghdad, Komite Olimpiade Irak sudah menarik keikutsertaan Timnas Irak U-23 dari cabor sepak bola putra.
Baca Juga
Namun, kabar itu dibantah Asosiasi Sepak Bola (IFA). IFA menyebut saat ini Timnas Irak U-23 sedang menyelesaikan TC tahap akhir yang digelar di Irak bagian utara, tepatnya di Kota Erbil.
Advertisement
Penarikan Timnas Irak U-23 dari keikutsertaan di cabor sepak bola putra Asian Games 2018 disinyalir sebagai imbas insiden besar yang terkuak pada awal pekan ini.
Laporan menyebutkan IFA dalam sorotan panas menyusul terbongkarnya pencurian umur yang terjadi di Timnas U-16. Kasus itu terkuak saat pemain menjalani pemeriksaan paspor sebelum keberangkatan ke Yordania untuk mengikuti turnamen kelompok umur Federasi Sepakbola Asia Barat (WAFF).
Petugas terpaksa mencekal pemain karena menaruh kecurigaan adanya ketidakcocokan antara penampilan dengan data-data yang tercantum pada paspor mereka.
Pengunduran diri Timnas Irak U-23 ini seolah mengikuti jejak timnas basket Filipina, yang menyatakan mundur pada akhir pekan lalu karena bermasalah dengan FIBA.Â
Di sisi lain, keputusan mundur Irak dari menjadi pukulan tak hanya buat OCA melainkan juga Panpel Asian Games 2018 (INASGOC) karena kick-off sepak bola putra Asian Games 2018 kurang dari dua pekan lagi, tepatnya pada 10 Agustus 2018.
Dengan pengunduran diri Irak, Grup C yang semula dihuni empat negara, berkurang menjadi tiga dengan diisi China, Timor Leste, dan Suriah.
Hingga berita ini diunggah, OCA belum memberikan respons atas pengunduran diri Irak. Belum juga diketahui apakah OCA dan INASGOC melakukan pengundian ulang lagi untuk kembali membagi grup di cabor sepak bola putra Asian Games 2018.
Seperti diketahui, pada Rabu (25/7/2018), OCA dan INASGOC sudah meminta bantuan AFC untuk melakukan pengundian ulang menyusul di Kuala Lumpur belum ikut dimasukkannya Uni Emirat Arab dan Palestina pada pengundian pertama di Jakarta (5/7/2018).
Sumber: Reuters