Sukses

Pembawa Obor Asian Games 2018 Butuh Bantuan Biaya Pengobatan Anak

Mantan atlet putri angkat besi Indonesia Winarni terpilih menjadi salah satu pembawa obor Asian Games 2018

Liputan6.com, Jakarta Rombongan pembawa obor Asian Games 2018 sudah tiba di Palembang, Sumatra Selatan. Salah satu pembawa obor adalah mantan atlet angkat besi Indonesia, Winarni.

Ia mengaku bangga bisa menjadi bagian dari pembawa obor Asian Games 2018. Padahal, Winarni tengah disibukan mengurus anaknya yang akan menjalani operasi.

Winarni mengaku menyempatkan ambil bagian dari prosesi penyelenggaraan Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang. Meskipun saat itu ia harus mengurusi putra bungsunya Achmad Faris Taufik yang akan menjalani operasi di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.

"Saya sudah mendapatkan informasi untuk menjadi salah satu pembawa obor di Palembang pada dua pekan lalu," katanya.

"Saya dari Palembang akan langsung menuju ke RSCM di Jakarta. Saya tidak mungkin menunda kegiatan ini karena saya sudah mendapatkan undangan sebagai pembawa obor Asian Games 2018," kata atlet peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000 itu.

2 dari 3 halaman

Dapat Bantuan

Sebelumnya, Fariz yang berusia 2,5 tahun, harus mendapatkan perawatan medis dan menjalani operasi menyusul kelainan baawan lahir usus yang tidak berkembang.

Winarni menyadari putranya memiliki kelainan kesehatan, yang disebut atresia esofagus, ketika memuntahkan susu pada hari pertama saat dilahirkan di Pringsewu, Lampung.

"Fariz tidak boleh menelan makanan dan minuman. Dia hanya boleh menjilat makanan, tetapi tidak dapat menelan," kata peraih gelar Juara Dunia Angkat Besi 1997 itu.

Namun, Winarni telah mendapatkan bantuan, terutama dari dukungan warganet setelah penulis Maman Suherman mengunggah dukungan pada situs kitabisa.com. Target dukungan itu adalah Rp 300 juta.

3 dari 3 halaman

Tanggung Biaya Operasi

Winarni mengaku pernah meminta bantuan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Kemenpora membantu berupa santunan mantan atlet legenda sebesar Rp 40 juta. Saya berharap Kemenpora dapat membantu menanggung biaya operasi anak saya sekaligus pengobatan harian," ujarnya.

Bantuan lain, menurut dia, dari PT Pos Indonesia tempat Winarti dan suami bekerja, serta dari Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, dan Angkat Besi (PB PABBSI) Rosan P. Roeslani.

Namun, ia menambankan bahwa semua bantuan itu belum cukup untuk menopang biaya operasi Fariz yang mencapai Rp 500 juta tanpa jaminan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan guna menyambung usus besar ke tenggorokan sebagai jalan makanan.(Ant)