Jakarta - Mantan atlet balap sepada nasional, Sutiono, mendapat kesempatan untuk membawa obor Asian Games 2018 dalam rute torch relay di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (8/8/2018).
Bagi Sutiono, kesempatan ini begitu mengharukan. Pasalnya sebagai mantan atlet dan tergolong veteran, negara masih memberikan penghargaan dalam bentuk keterlibatan membawa obor Asian Games 2018. Apalagi, ini kesempatan Indonesia kembali menjadi tuan rumah Asian Games setelah 1962.
"Saya merasa bangga. Dari sekian banyak olahragawan atau mantan olahragawan, saya dipercaya kembali membawa obor," ujar Sutiono, ketika ditemui KLY Sport di Bandar Lampung, Selasa (7/8/2018).
Advertisement
Baca Juga
- Strategi Persiapan Tim League of Legends Indonesia Menuju Kompetisi E-Sports Asian Games 2018
- Selain Faktor Teknik, Timnas Indonesia U-23 Butuh Mental Baja di Asian Games
- Asian Games: Kehadiran Presiden Jokowi Suntik Motivasi Atlet Pencak Silat
Nantinya, Sutiono akan membawa obor mulai dari Jalan Sriwijaya (belakang Lotus) hingga Kantor Dinas Pariwisata Provinsi Lampung. Itu adalah cek poin 10 dari rangkaian torch relay di Kota Bandar Lampung. Total, Sutiono akan membawa obor sekitar 750 meter.
Sutiono merupakan atlet veteran Tanah Air yang bekerja sama dengan Grab dalam kampanye "Kemenangan Itu Dekat". Grab berharap kehadiran Sutiyono bisa berbagi inspirasi, mengobarkan beragam nilai sportivitas, dan fair play buat atlet Indonesia yang akan berlaga di Asian Games 2018.
Soal persiapan membawa obor Asian Games 2018 ini, Sutiono mengaku tidak ada yang khusus. Apalagi, sebelumnya dia sempat ikut torch relay di rute Yogyakarta, Medan, dan Palembang.
"Tidak ada beban, biasa bisa santai. Beda kalau mau ikut lomba pasti ada beban untuk menjadi juara. Kalau sekarang rasanya senang, terutama bisa dipercaya membawa obor," kata Sutiono.
Di sisi lain, Sutiono mengaku punya kenangan khusus dengan Kota Bandar Lampung. Hal ini terkait persiapan dirinya ketika akan ikut di Asian Games 1978. Kala itu, Sutiono bersama tim balap sepeda Indonesia melakukan persiapan selama satu tahun di kota ini.
"Jadi senang bisa mengingat masa lalu. Dulu waktu 1977, Kota Bandar Lampung tidak seramai ini, dan masih sepi. Saya jalan itu dulu jarang ada kendaraan. Banyak kenangan manis di sini," imbuh Sutiono. (Fitri Apriani)
Sumber: Bola.net