Jakarta - Timnas Indonesia U-23 tampil terengginas ketika menaklukkan Chinese Taipei empat gol tanpa balas dalam laga pertama Grup A Asian Games 2018, di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (12/8/2018).
Pasukan Luis Milla tampil dominan sejak laga bergulir. Evan Dimas dkk. berhasil mengklaim 69 persen penguasaan bola, berbanding 31 persen yang diraih Chinese Taipei.
Baca Juga
Tiga Pemain Timnas Indonesia Siap Menggebrak Melawan Filipina di Piala AFF 2024, Tiket Semifinal Optimis Diraih
Mengulas 5 Pertemuan Terakhir Timnas Indonesia Melawan Filipina, Apakah The Azkals Mudah Dikalahkan Bagi Skuad Garuda?
Seputar Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Pertahanan Kurang Kokoh dan Chemistry Belum Terjalin
Meski menguasai pertandingan, Indonesia U-23 baru bisa memecah kebuntuan ketika laga memasuki menit ke-67. Stefano Lilipaly merupakan aktor di balik terciptanya gol itu setelah menanduk bola kiriman rekannya.
Advertisement
Gol itu membuat semangat Garuda Muda membara. Mereka kemudian mendulang tiga gol lagi melalui Beto Beto Goncalves (71'), Lilipaly (76'), dan Hargianto (90+3').
Hasil positif membuat Indonesia U-23 menempati peringkat kedua karena menuai tiga poin. Mereka hanya terpaut satu angka dari Palestina di urutan pertama, yang telah melakoni satu laga lebih banyak.
Tiga poin yang diraih Timnas Indonesia U-23 kontra Chinese Taipei bukan tanpa sebab. Setidaknya ada tiga pemain kunci membuat situasi itu terjadi. Siapa saja mereka? Berikut ini adalah ulasannya.
Stefano Lilipaly
Dua gol dan satu assist diciptakan Lilipaly ketika bersua Chinese Taipei. Situasi itu menegaskan bahwa sang pemain memiliki peran kruasial dalam kemenangan tersebut.
Visi Lilipaly sebagai gelandang serang membuat permainan Indonesia U-23 semakin berwarna. Dia piawai dalam membangun serangan dan menciptakan berbagai peluang untuk mencetak gol.
Ketika berhadapan satu lawan satu dengan pemain Chinese Taipei, Lilipaly tidak jarang mampu melewati hadangan tersebut. Ia tak ayal pantas dianugerahi man of the match karena tampil gemilang.
Advertisement
Beto Goncalves
Banyak pihak yang bersikap skeptis ketika Milla memanggil Alberto "Beto" Goncalves ke skuat Timnas Indonesia U-23. Faktor usia menjadi landasan utama keraguan publik Tanah Air terhadap sosok asal Brasil tersebut.
Tepat pada 31 Desember 2017, Beto genap berusia 37 tahun. Usia itu sudah begitu senja untuk kategori pesepak bola profesional.
Akan tetapi, Beto membuktikan kepantasannya menjadi bagian dari skuat Tim Merah-Putih ketika bersua Chinese Taipei. Dia secara tidak langsung menegaskan bahwa usia bukan hambatan baginya untuk berkontribusi.
Kematangan dan pengalaman segudang selama berkarier di industri sepak bola, diperlihatkan Beto ketika mencetak satu gol ke gawang Chinese Taipei.
Andritany Ardhiyasa
Andritany Ardhiyasa merupakan sosok yang tidak tergantikan di sektor penjaga gawang. Tidak hanya di level U-23, kiper 26 tahun itu juga jadi andalan skuat senior Indonesia.
Ketangkasan Andritany dalam membaca arah bola membuat gawang Indonesia kerap terbebas dari ancaman. Dia pun beberapa kali melakukan penyelamatan krusial ketika Indonesia bersua Chinese Taipei.
Performa apik penjaga gawang Persija Jakarta itu dalam laga itu menuai pujian dari Luis Milla. Sang pelatih menganggap kiper asal Jakarta itu menunjukkan kematangan sebagai pesepak bola profesional.
"Saya senang bisa memiliki Andritany, Beto, dan juga Lilipaly di tim. Kami jadi tau pentingnya mendatangkan pemain senior yang bisa jadi contoh untuk pemain muda, seberapa penting pengalaman mereka, dan image yang bisa diberikan kepada anak-anak," kata Milla setelah pertandingan.
Advertisement