Sukses

Asian Games: Pertama Kali, Sepak Takraw Gunakan Teknologi Canggih

Sebanyak 15 negara bakal berebut meraih gelar medali emas Asian Games di cabor sepak takraw.

Liputan6.com, Jakarta - Asian Games cabang olahraga sepak takraw bakal berlangsung mulai Minggu (19/8/2018). Sebanyak 15 negara bakal berebut meraih gelar medali emas.

Tahun ini, untuk pertama kalinya sejak 50 tahun, sepak takraw berjalan resmi menggunakan teknologi "Challenge" dengan kamera pengawas laga pada perhelatan Asian Games 2018, yang bertujuan menjamin kualitas pertandingan.

"Pranata baru ini diharapkan menjadi sebuah terobosan baru dalam perkembangan olahraga ini, dan ini akan menjadi pertama di dunia yang akan disiarkan secara langsung," ujar Presiden Asian Sepaktakraw Federation (ASTAF) Dato Abdul Kadir bin Kader di Palembang, Minggu.

Dato Abdul Kadir menjelaskan, pranata "Challenge" ini akan memberikan kesempatan kepada pelatih dan manager tim untuk memberikan protes apabila terdapat hal-hal yang dianggap merugikan saat pertandingan berlangsung.

Caranya dengan melakukan panggilan "Challenge" guna mengetahui apakah bola masuk atau tidak atau bola berada di garis baseline depan atau belakang dengan menggunakan teknologi kamera pengawas selama Asian Games.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

2 dari 3 halaman

Bantuan Juru Ahli

Dalam menilai keabsahannya, akan dibantu oleh juru ahli yang netral untuk menentukan keputusan dengan melihat rekaman gambar dan bukan melalui keputusan wasit.

Untuk mendukung penerapan pranata ini, ASTAF akan menggunakan sebanyak 24 kamera yang tersebar di setiap sudut arena dengan kecepatan mencapai 100 frame per detik dan dibantu pula dengan teknologi canggih lainnya yang akan dipakai dalam menunjang pranata tersebut.

 

3 dari 3 halaman

Lebih Adil

Penerapan pranata tersebut diharapkan nantinya pertandingan sepak takraw akan lebih terbuka dan adil, serta menjunjung semangat "fair play" di lapangan dan mencegah sejumlah insiden protes penentuan masuk atau tidaknya bola tidak terulang kembali.

Dengan itu diharapkan semua pihak dapat menerima keputusan yang dibuat dengan melihat kejadian yang sebenarnya melalui pranata yang diterapkan tersebut. (Ant)

Saksikan video pilihan berikut ini: