Jakarta - Gagal jadi juara grup di fase penyisihan grup cabang olahraga sepak bola Asian Games 2018 dianggap jadi aib bagi kalangan fan Timnas Korea Selatan U-23. Kekalahan memalukan dari Malaysia 1-2 pada penyisihan Grup E jadi satu di antara penyebabnya.
Padahal, sebelum terjun di penyisihan grup, Timnas Korea Selatan diprediksi bakal menggila. Hal itu sebenarnya sudah diperlihatkan ketika menggilas Bahrain 6-0 pada laga pertama penyisihan grup (15/8/2018).
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Kemenangan dengan skor sebanyak itu dianggap wajar karena Bahrain ternyata hanya mengirim tim U-21 ke Asian Games 2018. Bandingkan dengan Korsel yang bertabur bintang.
Advertisement
Tak hanya itu, sebelum terjun di Asian Games 2018, Korsel sempat disebut "terlalu semangat" dengan membawa jebolan Piala Dunia 2018 ke ajang yang sebenarnya difokuskan untuk tim di level kelompok usia. Kendati, ada pengecualian dengan adanya slot tiga pemain senior.
Namun, citra sebagai tim kuat dengan pesta gol 6-0 atas Bahrain seolah runtuh begitu menelan kekalahan 1-2 dari tim Asia Tenggara, Malaysia (17/8/2018).
Pelatih Timnas Korea Selatan U-23, Kim Hak-bum, mengakui kesalahannya pada laga ini karena ia sudah terlalu cepat merotasi pemainnya. Saat melawan Malaysia, ia mengganti enam pemain yang diturunkannya saat menghadapi Bahrain.
Pada laga ketiga kontra Kirgizstan (20/8/2018), meski mendominasi, permainan Korsel tak juga membaik. Butuh 63 menit bagi The Taeguk Warriors untuk menjebol gawang lawan lewat gol sang kapten sekaligus pemain bintang, Son Heung-min. Setelah itu, tak ada lagi gol tercipta.
Korsel berkilah Kirgizstan memainkan sepak bola negatif dengan lebih banyak bertahan dan sesekali melakukan serangan balik. Namun, faktanya, kalangan pendukung banyak menyoroti penampilan pemain yang dianggap tak maksimal.
Belajar dari Malaysia
Kini setelah lolos dari penyisihan grup, Korsel berusaha mengembalikan reputasi sebagai tim kuat dan disegani di kancah Asian Games. Faktanya, bersama Iran, Korsel merupakan pemegang medali emas terbanyak cabor sepak bola putra Asian Games dengan raihan empat medali emas.
Menariknya, di fase 16 besar, Timnas Korea Selatan U-23 akan bersua Iran. Alhasil, ini momen tepat buat Korsel membuktikan mereka "tak sia-sia" membawa pemain sekelas alumnus Piala Dunia 2018 ke Asian Games.
Hanya, sang pelatih sejauh ini mengaku masih mencari cara untuk membungkam Iran. Pasalnya, situasi saat ini di luar prediksinya. Sesuai target, tim asuhannya semestinya keluar sebagai juara Grup E dan berjumpa Vietnam atau Jepang, sebagai runner-up Grup D, dan bukannya bentrok kontra Iran yang jadi juara Grup F.
"Sejujurnya, kami belum mengobservasi Iran secara keseluruhan karena hasil di grup tak sesuai prediksi. Saya akan memutuskan tentang taktik setelah membuat analisis keseluruhan perihal Iran. Di fase knock-out, kami memilih taktik yang bisa dieksekusi dengan baik oleh pemain," kata Kim seperti dilansir dari Yonhap.
Ia menambahkan, tim asuhannya belajar banyak dari kekalahan kontra Malaysia. "Saya yakin pemain belajar banyak dari pertandingan melawan Malaysia. Kami tak boleh mengulangi kesalahan sama lagi. Mulai sekarang, kami akan bermain di setiap pertandingan layaknya final," ujar Kim.
Advertisement