Liputan6.com, Jakarta Dwi Rahayu Pitri dan Prima Simpatiaji menyumbang medali di nomor tunggal putra dan putri Asian Games 2018. Dwi Rahayu Pitri dan Prima Simpatiaji adalah sepasang kekasih yang merupakan atlet cabang olahraga (cabor) soft tenis.
Tidak hanya mempunyai ikatan perasaan yang sama, kekompakan mereka juga terlihat dari perolehan medali perunggu, yang sama-sama diraihnya di babak semifinal. Dua sejoli ini bahkan sudah merencanakan pernikahan usai even internasional Asian Games 2018 ini.
Advertisement
Baca Juga
Prima Simpatiaji, yang meraih medali perunggu di nomor tunggal putra, merasa senang pujaan hatinya bisa lolos babak semifinal dan turut menyumbangkan perunggu untuk Indonesia.
“Sama-sama dapat medali perunggu, itu tandanya dia (Dwi Rahayu Pitri) setia,” ujarnya sembari tertawa, saat diwawancarai Liputan6.com, di Venue Tennis Center Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, Rabu (29/8/2018).
Kisah asmara yang dimulai dari cinta lokasi ini, terjalin sejak tahun 2016. Prima dan kekasihnya ternyata sudah lama kenal dan merintis karir di cabor tenis. Di tahun 2010, mereka tidak sengaja sama-sama berpindah cabor ke soft tennis.
Prima, yang merupakan senior Pitri, awalnya tidak merasakan perasaan khusus saat berlatih bersama. Namun, akhirnya Prima berani mengungkapkan perasaannya dan menjalin kisah asmara hingga dua tahun lamanya.
“Dia masih muda, perbedaan usia kami 12 tahun, tapi tidak menghalangi untuk lanjut ke jenjang yang lebih serius. Selesai Asian Games 2018 ini, tepatnya pada bulan Desember 2018, kami akan menikah,” ujar pria asal Tegal, Jawa Tengah (Jateng), ini.
* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini
Resepsi Pernikahan
Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), yang merupakan kampung halaman Pitri alias Ayang, akan menjadi lokasi pernikahan mereka. Pada bulan Januari 2019, mereka akan kembali menggelar resepsi pernikahan di Jakarta.
Usai menikah, Prima belum punya rencana lagi untuk memutuskan arah kariernya di dunia olahraga ini. Dia akan berbincang dengan calon istrinya, apakah dirinya akan gantung raket atau masih fokus meskipun sudah memasuki usia 37 tahun.
Saat ditanyai tentang rencana pernikahannya, Ayang pun tampak malu-malu. Dengan wajah sumringah, atlet 25 Tahun ini mengungkapkan rencana pernikahannya yang sempat diundur jadwalnya.
“Rencana awal nikah itu bulan November 2018, terpaksa diundur karena bulan itu ada even Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) di Padang,” ungkapnya.
Bonus yang didapatkan mereka usai meraih medali perunggu ini pun, rencananya akan digunakan untuk modal menikah di akhir tahun nanti.
Advertisement
Pendamping Hidup
Prima dan orangtuanya pun turut mendukung Ayang untuk fokus terlebih dahulu di laga Porprov Padang 2018. Usai laga itu, dirinya siap dipersunting Prima sebagai pendamping hidupnya.
Alumni Diploma-3 Universitas Indonesia (UI) Jurusan Ilmu Komunikasi ini mengungkapkan, hubungan asmaranya bersama Prima, tidak pernah mempengaruhi keprofesionalannya selama menjadi atlet pelatnas Asian Games 2018.
“Tidak terganggu, tapi sedikit kurang fokus kalau sedang berantem dengan dia. Tapi kami tetap berpikir positif, saling mendukung satu sama lain,” ujarnya.
Sama seperti kekasihnya, Ayang pun belum memikirkan langkah selanjutnya di dunia olahraga. Namun dia ingin segera merampungkan kuliahnya di Strata-1 Universitas Esa Unggul Jakarta.
Bahkan jika nanti dirinya segera dikaruniai anak usai menikah, Ayang belum kepikiran untuk pensiun dari karir olahraga yang membesarkan namanya.
“Belum tahu, bisa jadi main tenis lagi, bisa juga pensiun. Tapi memang sekarang saya dan Prima masih dibutuhkan untuk memperkuat cabor soft tenis,” ujarnya. (Nefri Inge)