Jakarta - Pelatih tim atletik Indonesia, Eni Nuraini, terkesan dengan pencapaian tim estafet 4x100 meter putra di Asian Games 2018. Menurut Eni, keberhasilan Lalu Muhammad Zohri dkk meraih perak terletak pada teknik pertukaran tongkat.
Pada perlombaan tersebut, tim estafet Indonesia 4x100 meter putra diperkuat Fadlin sebagai pelari pertama, disambung Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara. Pada babak final tersebut, tim Indonesia berhasil finis dengan catatan waktu 38,77 detik
Baca Juga
Masih dalam Tahap Coba-coba dan Lakukan Eksperimen, Pendekatan Shin Tae-yong di Piala AFF 2024 Jadi Sorotan
Timnas Indonesia Pastikan Menjamu Bahrain di SUGBK Pada Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia
Legenda Persebaya Ungkap Cara Timnas Indonesia lolos Piala Dunia 2026: Kemenangan atas Bahrain dan China Jadi Poin Penting
Catatan waktu tersebut sudah cukup mengantarkan Indonesia meraih medali perak. Adapun medali emas diraih Jepang dengan catatan waktu 38,16 detik dan China mendulang perunggu.Â
Advertisement
"Memang untuk mempersiapkan empat orang ini semua untuk menjadi satu, satu tujuan, tidak mudah. Jadi, pada setiap latihan, setiap hari, kami selalu berdiskusi," kata Eni Nuraini.
"Terutama perpindahan tongkat dari pelari pertama ke dua, dari dua ke tiga, dan tiga ke empat apakah dengan jarak segitu sudah cocok atau belum. Di antara mereka juga bisa memperbaiki pertukaran tongkat itu. Memang rahasianya di estafet adalah pertukaran tongkat," ujar Eni Nuraini.
Sementara itu, Fadlin mengatakan kekompakan jadi kunci agar pertukaran tongkat berlangsung mulus. Faktor inilah yang harus terus diasah agar bisa percaya satu sama lain.
"Kuncinya agar perpindahan tongkat mulus adalah kebersamaan tim dan juga kekompakan. Selain itu, kami satu sama lain juga sudah sama-sama paham keinginan teman. Selain itu, yang terpenting juga harus percaya satu sama lain," ucap Fadlin.
Medali perak ini menjadi yang kedua diraih Indonesia dari nomor estafet 4x100 meter sepanjang keikutsertaan di Asian Games. Terakhir, medali perak tersebut diraih pada Asian Games 1966 oleh Soepardi, Agus Sugiri, Bambang Wahjudi, dan Jootje Pesak Oroh.
Sumber: Bola.com