Jakarta - Empat nama, yakni Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara menyelamatkan muka cabang olahraga atletik dari nomor lari 4x100 meter putra. Mereka berhasil meraih medali perak Asian Games 2018 pada perlombaan yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (30/8/2018) malam WIB.
Tanda-tanda medali sebenarnya sudah tercium sejak babak kualifikasi pada Rabu (29/8/2018). Ketika itu, Lalu Muhammad Zohri dkk berhasil menjadi yang tercepat pada sesi kualifikasi grup kedua dengan catatan waktu terbaik 39,03 detik.
Baca Juga
Zohri dkk. membantu Indonesia mengalahkan Chinese Taipei, Thailand, Malaysia, Bahrain, Pakistan, dan Qatar. Catatan waktu tersebut pun memecahkan rekor nasional 4x100 meter sebelumnya di SEA Games Kuala Lumpur 2017 yakni 39,05 detik.
Advertisement
Setelah diakumulasikan, Indonesia akhirnya menghuni peringkat ketiga dalam klasemen kualifikasi di bawah Jepang (38,20 detik) dan China (38,88 detik). Melihat catatan waktu tersebut, wajar saja Indonesia tak diunggulkan dalam perburuan emas.
Apalagi catatan waktu yang dimiliki Jepang terlampau jauh. Adapun China diperkuat manusia tercepat Asia yakni Su Bingtian. Namun, apalah artinya data kalau memang nasib sudah berpihak.
Pada hari perlombaan, formasi yang diturunkan pelatih Eni Nuaraini masih serupa dengan babak kualifikasi. Fadlin diplot sebagai pelari pertama yang melintasi lintasan melengkung, diikuti Lalu Muhammad Zohri yang jadi pelari kedua untuk lintasan lurus.
Kemudian ada Bayu Rimbawan yang bakal membawa tongkat estafet di lintasan melengkung kedua, kemudian diakhiri dengan Bayu Kertanegara yang bertanggung jawab sampai finis.
Strategi tersebut terbukti ampuh dan lebih baik. Indonesia berhasil finis di peringkat kedua dengan catatan waktu 38,77 detik. Lalu Muhammad Zohri dkk hanya selisih 0,61 detik dari Jepang yang meraih medali emas, dan unggul 0,12 detik dari China.
Rekor nasional tak sampai 24 jam dan kembali dipecahkan oleh keempat pelari tersebut. Selain itu, medali perak dipastikan dalam genggaman Lalu Muhammad Zohri dkk.
"Saya berterima kasih atas doa dan dukungan masyarakat Indonesia dan khususnya NTB. Perasaan saya bangga sekali dan bersyukur karena saya mewujudkan yang terbaik buat Indonesia," kata Lalu Muhammad Zohri.
Catatan yang amat prestisius untuk nomor 4x100 meter putra. Selain memecahkan dua kali rekor nasional plus satu medali perak, mereka juga sukses menulis ulang catatan sejarah.
Sebab, persembahkan medali perak Asian Games 2018 menyudahi dahaga 52 tahun akan medali yang sama pada nomor tersebut. Terakhir, medali perak dari nomor tersebut dipersembahkan pada Asian Games 1966.
Tanpa Beban
Ketatnya persaingan estafet 4x100 meter putra di Asian Games 2018 sebenarnya sudah diprediksi pelatih Eni Nuraini. Hal itulah yang membuatnya bersama Pengurus Berar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) sadar diri.
Tak ada beban medali yang diberikan pada Fadlin, Lalu Muhammad Zohri, Eko Rimbawan, dan Bayu Kertanegara. Sebab, Eni Nuraini sadar lari 4x100 meter adalah olahraga terukur di mana kekuatan para lawannya sudah terbaca.
Catatan yang dimiliki negara-negara seperti Jepang dan China sudah meyakinkan Eni Nuraini untuk tak memebani anak asuhnya dengan medali. Namun, melihat dari hasil kualifikasi yang mampu mencatatkan waktu 39,03 detik, timbul harapan adanya peluang untuk meraih medali.
Keyakinan sang pelatih pun terwujud. Lalu Muhammad Zohri cs. berhasil mengharumkan nama Indonesia dan menyelematkan muka cabang olahraga atletik dengan raihan medali perak.
"Saya tidak pernah memprediksikan untuk meraih medali emas karena memang olahraga atletik itu terukur. Jadi, kita bisa melihat kekuatan tim lain," kata Eni Nuraini.
"Saya hanya memprediksikan mereka bisa lari di bawah 39 detik dan mendapatkan salah satu medali dari ketiga medali tersebut. Dengan raihan medali perak Asian Games ini sudah alhamdulillah sudah bagus," ucap Eni Nuraini.
Sumber: Bola.com
Advertisement