Sukses

League of Legends Asian Games 2018: Pembuktian Kecemerlangan Uzi

Medali emas League of Legends Asian Games 2018 menjadi bukti ketangguhan Uzi.

Jakarta - Cabang electronics sports (E-Sports) nomor League of Legends (LOL) di pentas Asian Games 2018 mampu membius para gamer besutan Riot Games tersebut. Sudah dua hari berlalu, pesona persaingan LOL di Mahaka Square, masih menjadi perbincangan banyak kalangan.

Tak hanya sekadar di Indonesia, perseteruan negara-negara peserta LOL menjadi perhatian dunia internasional. South China Morning Post (SCMP) dan Invenglobal mengungkapkan fakta terkait laga LOL di Jakarta tersebut, terutama pada laga final.

Khusus pertarungan final, yang mempertemukan dua tim raksasa di jagad LOL dunia, China kontra Korea Selatan, viewer yang menonton langsung via platform video, cukup mencengangkan. Di Hong Kong misalnya, SCMP merilis fakta partai pamungkas ditonton lebih dari 1 juta penonton.

Sementara Invenglobal menulis di Korsel, Jepang dan Vietnam, penonton aktif alias unique visitor menembus 1,5 juta penonton. Jumlah tersebut menjadi catatan tersendiri. Maklum, status LOL di pentas Asian Games 2018 adalah ajang eksibisi.

Terlepas dari angka-angka tersebut, nomor LOL di panggung Asian Games 2018 sudah diprediksi bakal menjadi istimewa. Maklum, dua nama besar di jagad adu strategi tersebut datang ke Jakarta, yakni Lee Sang-hyeok alias Faker dan Jian Zi-Hao alias Uzi.

Bagi para gamer LOL, sosok Faker dan Uzi menjadi jaminan mutu pertarungan di sebuah ajang LOL. Maklum, keduanya bak magnet bagi siapa pun yang mengenal permainan tim ini. Duo sosok tersebut menjadi "panglima" perang sekaligus sutradara ke mana arah pergerakan pasukan lain dalam lingkup LOL.

Sejak nomor LOL diumumkan bakal menjadi satu di antara cabang electronic sports (E-Sports) pada event Asian Games 2018 nama Lee Sang-hyeok dan Jian Zi-Hao menjadi buruan informasi. Di dunia maya, khususnya komunitas LOL, nama Uzi dan Faker paling dicari, apakah mereka datang atau tidak.

Saat memastikan diri datang ke Jakarta, kehebohan luar biasa terjadi. Hal itu bisa terlihat dari animo para penggemar LOL menyaksikan pertarungan tim LOL China dan tim LOL Korsel.

Banyak penggemar yang yakin Uzi Cs dan Faker dkk bisa bersua di final. Sebuah prediiksi yang bukan tanpa dasar. Status tim unggulan dan faktor pengalaman menjadi senjata andalan kedua tim.

Memang, selain China dan Korsel, masih ada tim tuan rumah Indonesia, Pakistan, Vietnam, Arab Saudi, Chinese Taipei dan Kazakhstan. Namun, magnet Uzi dan Faker sudah kadung menjadi pemantik.

Walhasil, setiap sepak terjang Lee Sang-hyeok dan Jian Zi-Hao mendapat atensi khusus. Cara keduanya mengatur tim, meski beda peran, menjadi hal paling menarik.

Hal itu pula yang terjadi saat China dan Korsel bertemu di final. Sebelumnya, sekadar tambahan, Indonesia tak berdaya setelah merasakan tiga kekalahan beruntun dari Pakistan, Arab Saudi dan Chinese Taipei, masing-masing dengan skor 2-0.

Nama terakhir yang menaklukkan Indonesia, Chinese Taipei, menjadi korban China pada babak semifinal. Uzi dkk menang 2-1 atas negara dengan nama lain Taiwan tersebut. Sementara Korsel melangkah ke final usai mengalahkan Arab Saudi dengan skor 2-0.

Laga ideal terjadi di partai final. Pesona Lee Sang-hyeok dan Jian Zi-Hao membuat pertarungan China dan Korsel punya gengsi khusus. Maklum, dua status kelas atas ada di sana. Uzi datang ke Jakarta sebagai sang calon juara dunia, sementara Faker membawa sematan sang legenda LOL.

Tak heran jika partai final LOL Asian Games 2018 di BritAma Arena, nama lain Mahaka Square, dibanjiri penonton. Ribuan pasang mata memadati arena yang sebenarnya untuk basket tersebut. Mereka menunggu sepak terjang Uzi dan Faker dalam memimpin rekan-rekannya.

Sebuah harapan yang sesuai kenyataan. Sejak awal, kedua pasukan mampu menampilkan pertarungan seru dalam beradu strategi. Uzi, yang berperan sebagai Bot Laner dan Faker berstatus Mid Laner, mampu membuat penonton riuh-rendah.

Setelah bertarung ketat, China akhirnya menaklukkan Korsel dengan skor 3-1 dalam format BO-5. Nama Uzi melambung, sementara Faker tetap tak tergoyahkan sebagai seorang legenda.

Hasil tersebut membuat Uzi semakin layak berstatus calon legenda. Setidaknya, kemenangan ini menjadi modal berharga bagi Uzi menuju Kejuaraan Dunia LOL. Saat itu, hampir dipastikan ia akan bersaing ketat lagi dengan Faker.

Pada pertandingan final dua hari lalu, Uzi memiliki pasukan komplit. Ia berhasil mengkoordinasi top laner Yan Jun-Ze (Letme), jungler Liu Shi-Yu (Mlxg), mid laner Su Han-Wei (xiye), Tian Ye (Meiko) dan Shi Sen-Ming (Ming).

Kemampuan dan konsistensi Uzi dalam merangkai kombinasi karakter dan serangan, membuat tim LOL Korsel kelabakan. Setelah tiga jam, China unggul 3-1 sekaligus meraih medali emas. Tentu, keberhasilan tersebut menjadi catatan luar biasa bagi Uzi sepanjang tahun ini.

Setidaknya, sudah dua gelar juara bergengsi diraih Uzi, yakni bersama tim RNG menang di Mid-Season Invitational serta membawa tim China (LPL) menangguk sukses di Rift Rivals.

Faker tak buruk dalam memimpin Top Laner Kim Gi-in (Kiin), jungler Han Wang-ho (Peanut), jungler Go Dong-bin (Score), bot laner Park Jae-hyuk (Ruler) dan Jo Yong-in (CoreJJ). Namun, kecermatan dan reaksi cepat Uzi memberi China kegagalan.

Kini, Uzi membawa bekal hebat guna menyongsong kejuaraan dunia LOL 2018. Pada tahun lalu, ia gagal melangkah ke final, dan harus puas berada di peringkat 3. Sementara Korsel menguasai babak final, dengan satu di antara aktornya adalah Faker.

So, akankah Uzi bisa menyempurnakan catatan menawannya tahun ini dengan gelar juara dunia? Layak kita tunggu.

Sumber: Bola.com