Sukses

Fisioterapis Siap Bantu Asian Games dan Asian Para Games

Ikatan Fisioterapis Indonesia (IFI) jalin kerjasama dengan Inasgoc untuk mensukseskan Asian Games dan Asian Para Games.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Fisioterapis Indonesia (IFI) siap memberikan bantuan untuk berlangsungnya Asian Games dan Asian Para Games yang bakal digelar pada Agustus dan September. Ketua IFI, M Ali Imron mengatakan, pihaknya sudah mengadakan komunikasi dengan Inasgoc (panitia penyelenggara lokal Asian Games) terkait bantuan di Asian Games.

IFI sendiri sudah berusia 50 tahun. Perlahan-lahan, IFI semakin menguatkan eksistensinya di masyarakat agar paham dan mengetahui pentingnya fisioterapi.

Salah satu gebrakan yang dilakukan IFI yaitu dengan menyasar olahraga termasuk untuk event Asian Games dan Asian Para Games. Sebelumnya, fisioterapis lebih banyak dikirim untuk keperluan rumah sakit.

"Baru minggu lalu, kami komunikasi aktif dengan Inasgoc. Kami siapkan 40 fisioterapis. Nantinya kami akan siapkan fisioterapis di klinik dan lapangan. Kalau ada yang tak bisa ditangani langsung, maka kami akan bawa atlet yang cedera ke rumah sakit rujukan," ujar Ali.

Fisioterapi merupakan salah satu bagian penting di olahraga. Seorang fisioterapis (ahli fisioterapi) menjadi penentu seorang atlet layak atau tidak untuk tampil.

2 dari 3 halaman

Kerjasama dengan PSSI dan KONI

IFI juga menjalin kerjasama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan PSSI. Ali mengatakan, saat ini rata-rata klub besar di Indonesia sudah memiliki seorang fisioterapis.

"Harus diingat seorang masseur (ahli pijat) diperlukan sebuah klub bola, tapi fisioterapis itu pekerjaannya beda. Dengan kerjasama PSSI, kami berharap klub-klub di Indonesia termasuk Liga 2 dan Liga 3 tahu betul pentingnya keberadaan seorang fisioterapis," ujar Ali.

"Bersama PSSI, kami berharap bisa melakukan program secara berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan kesadaran klub," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Tidak Mudah

Ali mengatakan, tidak mudah untuk menjadi seorang fisioterapis. Meski sudah lulus akademi fisioterapi, seseorang bisa didaulat menjadi fisioterapis setelah melalui beberapa tahapan.

Di Indonesia sendiri, sekolah fisioterapi sudah tersebar di berbagai kota. Untuk diploma III ada 39 akademi, Diploma IV ada 8 buah yang berada di Jakarta, Medan, Solo dan Makassar. Sedangkan untuk S1 ada 11 akademi atau universitas dan profesi ada 5 akademi atau Universitas.

"Jadi seorang fisioterapis itu tidak cukup dengan ijazah. Namun semua fisioterapis harus punya surat tanda registrasi. Setelah itu baru keluar surat izin praktek yang semuanya berlaku untuk 5 tahun," ujarnya.