Liputan6.com, Jakarta - Mulai Selasa hingga Jumat (2-5/10/2018), atlet Asian Para Games 2018 akan melalui proses klasifikasi. Ini dilakukan untuk penentuan tingkat disabilitas.
Kepada Liputan6.com, Direktur Klasifikasi Panitia Asian Para Games 2018, dr Christopher mengatakan, sistem klasifikasi bukan bermaksud untuk merendahkan atau membeda-bedakan para atlet disabilitas. Namun, klasifikasi merupakan bentuk pencarian data terbaik dari atlet itu sendiri.
Advertisement
Baca Juga
"Klasifikasi digolongkan agar pertandingannya seimbang. Nantinya, mereka bisa bertanding secara fair play, sesuai dengan kelompoknya masing-masing," ucap Christopher, Senin (1/10/2018).
Nantinya, kata Christopher, para atlet Asian Para Games yang sudah lolos klasifikasi akan dikelompok-kelompokan. Ada sekitar 886 dari 3.883 atlet yang akan menjalani klasifikasi.
"Kelas-kelasnya itu banyak, misalnya di atletik, kan ada tunadaksa, tunanetra, dan tunagrahita. Misalnya tunadaksa, yang sering diperhatikan orang, kan ada yang diamputasi tangan atau kaki, ini murni gangguan otot atau yang lain, semuanya beda," ujarnya.
"Nanti tujuan akhir pemeriksaan itu bagaimana dia bermain. Ini tidak melihat mereka secara pasif, tapi saat aktif juga. Nanti klasifikator akan meminta mereka berlari untuk melihatnya (tingkat disabilitasnya)," kata Christopher melanjutkan.
Namun, kata Christopher, bila seorang atlet sudah menjalani proses klasifikasi di event sebelumnya, mereka tak perlu melakukannya lagi di Jakarta. "Kami hanya mengklasifikasi yang belum punya sertifikat."
Kendala
Hanya saja, Christopher menyebut kendala terbesar Inapgoc untuk mengurus klasifikasi para atlet Asian Para Games. Dia kesulitan mencari klasifikator di Indonesia.
"Kendanya mungkin, klasifikator Indonesia belum punya sama sekali. Jadi, saya mengontak masing-masing federasi selama setahun untuk mengirimkan kasifikator yang level internasional."
"Klasifikatornya hanya ada 91 orang, hanya 52 persen yang dari Asia," ucapnya menambahkan.
Â
Advertisement
18 Cabor
Ada 18 cabor yang dipertandingkan pada Asian Para Games mendatang. Tidak semuanya memiliki klasifikasi, salah satunya tenis kursi roda. Hal tersebut terjadi karena cabang olahraga ini menggunakan sistem peringkat mengingat sudah ada kejuaraan berkala dan sesuai aturan yang berlaku.
Saksikan video pilihan berikut ini: