Jakarta Panitia Asian Para Games 2018 (INAPGOC) menghadirkan pergelaran seni untuk atlet maupun penonton yang menyaksikan setiap pertandingan. Berbagai tarian tradisional mampu menghibur atlet dan penonton di Asian Para Games 2018.
Pada cabang olahraga menembak di lapangan tembak Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (8/10/2018), menghadirkan tarian Giring-Giring. Tarian asal Kalimantan Tengah ini mampu membius kontingen asal luar negeri dan penonton yang hadir.
Baca Juga
Kurnia Meiga Berpendapat Timnas Indonesia Tak Butuh Naturalisasi Emil Audero Mulyadi, Ini Alasannya
Pengamat: Keberhasilan Timnas Indonesia Mengalahkan Filipina di Piala AFF 2024 Bergantung pada Lini Tengah
Mauro Zijlstra, Penyerang Berdarah Bandung Ini Dikabarkan Akan Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia
Tak sedikit kontingen dari negara lain dan penonton yang merekam serta berfoto dengan para penari Giring-Giring. Tarian yang juga disebut Gangereng itu dibawakan oleh penarik cilik dari Jakarta.
Advertisement
Selain tari Giring-Giring, tarian Lenggang Betawi juga dihadirkan di venue panahan Kompleks Gelora Bung Karno. Tarian yang dibawakan oleh Sanggar Maheswari Production itu tersaji pada saat jeda kompetisi.
"Kami senang bisa tampil di Asian Para Games. Ini kan bukan cuma ajang nasional, tetapi internasional. Kami bisa mengenalkan kebudayaan kami kepada mereka," ujar Lidya Devi Nursanthi, satu di antara penari Lenggang Betawi seperti dilansir situs resmi Asian Para Games.
Pergelaran seni lain tersaji di cabang olahraga judo. Berlangsung di JIExpo, Kemayoran, atlet dan penonton cabor judo Asian Para Games 2018 disuguhkan seni perkusi.
Empat orang musisi yang tergabung dalam Suarastik Percussion memamerkan kebolehan mereka menabuh drum. Grup yang sudah terbentuk dari tahun 2008 ini memainkan dua buah lagu.
"Perasaan sangat senang karena acara Asian Para Games ini adalah pergelaran terbesar buat kami," ujar ketua grup perkusi Suarastik, Wizra.