Sukses

Kisah Sukses Bisnis Butik di Kalimantan Selatan

Mengalami kerugian tidak sedikit paska kerusuhan 98, dan tak punya modal membangun butik, ia membuka toko di ruang tamu rumah orang tuanya.

Liputan6.com, Jakarta Berkenalan dengan Sunny Suyono yang biasa disapa Thing Thing meninggalkan kesan tersendiri. Wanita cantik dan modis ini cepat menjadi akrab membuat siapapun betah ngobrol dengannya. Seperti ketika Berita BCA menyambanginya di butik yang diberi nama sama dengan nama panggilannya, Butik Thing Thing di kawasan Mitra Plaza, Banjarmasin akhir Januari lalu.

Dunia fashion memang bukan hal baru bagi Thing Thing. Maklum, orang tuanya juga bergelut di bisnis busana ini. Bahkan sejak dirinya masih kecil kerap diajak ibunya berbelanja baju mulai dari Pasar Atom di Surabaya hingga ke Hong Kong. Terbiasa mengamati bisnis orang tuanya semakin memupuk kecintaan Thing Thing pada dunia fashion dan membuatnya paham seluk beluk bisnis yang erat kaitannya dengan kaum hawa ini. Apalagi, wanita berperawakan langsing ini mengaku hobby berpenampilan rapi dan modis sejak kecil. Berkat darah bisnis yang menurun dari orang tuanya pula, Thing Thing mulai belajar berdagang baju sejak remaja. 

“Sejak umur 15 tahun saya mulai belajar jualan baju ke teman-teman sekolah. Saya sendiri memang hobi membeli baju karena saya suka berdandan, berpenampilan modis dan rapi. Saya sering ikut mama belanja ke Pasar Atom Surabaya bahkan ke Hongkong. Saya ingat, dulu waktu SMP, pernah ditegur guru gara-gara membawa dagangan baju ke sekolah,” kenang Thing Thing dengan senyum simpul.

Selepas SMA, wanita kelahiran 1977 yang tampak jauh lebih muda dari usianya ini pun mewujudkan mimpinya. Bersama kakak, calon kakak ipar dan pacarnya kala itu - yang sekarang menjadi suaminya, ibu dua anak ini membuka satu toko hasil join modal di kawasan Mitra Plaza pada tahun 1990 an. Keramahan dan sifatnya yang supel membuat butiknya pun cepat dikenal, apalagi kala itu Mitra Plaza masih menjadi satu-satunya mall yang dimiliki Banjarmasin.

Kini, Butik Thing-Thing bisa dibilang menjadi salah satu butik terlaris di Banjarmasin, dengan dua cabang yaitu Mitra Plasa dan Duta Mall. Pelanggannya banyak dari kalangan menengah ke atas, bukan hanya di Banjarmasin dan Banjarbaru tapi juga dari berbagai kota di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Namun jangan dikira perjalanan bisnisnya mulus. "Baru sekitar setengah tahun buka toko, pecahlah kerusuhan 1998. Toko kami ikut dijarah, habis semua barang koleksi kami di toko termasuk buku catatan nomor telepon para pelanggan toko dan relasi kami," ungkap Thing Thing mengenang kejadian tersebut.

Meski mengalami kerugian tidak sedikit, paska kerusuhan, perempuan dengan motto pantang menyerah dan tidak menunda-nunda pekerjaan ini mencoba kembali memulai bisnis fashion-nya dari nol. Lantaran tak punya modal, ia pun membuka toko di ruang tamu rumah orang tuanya.

Dukungan orang tua...

2 dari 4 halaman

1

"Orang tua saya sangat men-support, terutama ibu yang tetap mendorong saya untuk bangkit. Jadi sayapun jualan di rumah," jelasnya Thing Thing lagi. 

Berjualan baju dirumah memang tidak seperti dikawasan bisnis, usahanya sempat sepi, hingga ia pun terus berpikir keras bagaimana agar “butik”nya kembali dikunjungi pembeli. Bersama Lina, seorang karyawan yang setia membantunya sejak awal usahanya dimulai, Thing Thing pun menambah usaha lainnya yaitu menjual gula pasir kiloan hingga tali rafia untuk menemani bisnis bajunya.

"Lama-lama jualan di rumah mengalami kemajuan,pelanggan yang dulu kembali datang dan akhirnya sayapun kembali bangkit," tambah Thing Thing.

Awal tahun 2000 menjadi awal “baru” kebangkitan bisnis Thing-Thing. Didukung orang tua, mertua dan Stephen Wong, sang suami, iapun membuka lagi bisnis butiknya di salah satu toko di Mitra Plaza. Sekalipun pusat perbelanjaan tersebut sudah tak seramai dulu karena muncul mall baru, butik Thing Thing tak pernah sepi pengunjung. Di sela-sela mengisahkan liku liku perjalanan bisnisnya, Thing Thing pun tak hentinya mengungkapkan rasa syukurnya.

"Puji syukur…Tuhan itu baik banget sama saya," ucap Thing Thing.

Bahkan ketika beberapa tahun lalu dirinya sempat jatuh sakit dan tidak bisa aktif di tokonya, pelanggan butiknya tetap setia menyambangi tokonya atau memesan baju lewat BBM maupun telepon. “Pelanggan butik Thing Thing kebanyakan suka bertemu saya langsung saat mau membeli baju, tapi saat saya sakit dan sangat jarang ke toko, mereka masih keep contact via BB atau HP,” tutur Thing Thing.

Rahasia kesuksesan...

3 dari 4 halaman

2

Lalu apa rahasia Thing Thing hingga pelanggan butiknya loyal sementara kompetitor bisnis sejenis semakin menjamur di Banjarmasin? Personal touch, Thing Thing paham benar, wanita tak bisa dilepaskan dari urusan berpenampilan cantik. Fashion lekat dengan keseharian kaum Hawa ini. Thing Thing pun menempatkan dirinya bukan hanya sebagai penjual, tapi juga konsultan mode bagi pelanggannya.

Suasana butiknya di Mitra Plaza pun didesainnya menjadi tempat belanja yang nyaman. Bahkan demikian akrabnya relasi antara Thing Thing dengan para pelanggannya, komunitas pun terbentuk. Alhasil, mereka kerap menghabiskan waktu belanja bersama, jalan-jalan, arisan, atau sekedar hang out bersama. Tentunya momen kebersamaan dengan para pelanggannya itu kerap dimanfaatkannya untuk sharing berbagai hal yang bermanfaat, tidak melulu terkait dengan hal-hal konsumtif.

Momen istimewa seperti ulang tahun, Natal, Imlek, Lebaran, tak terlewatkan oleh wanita cantik ini untuk memberikan perhatian khusus kepada para pelanggan setia butiknya. Tak ketinggalan, suvenir untuk pembelanjaan sejumlah tertentu maupun program promo diskon kerap digelarnya.  

Rasa syukur atas semua yang diberikan Tuhan kepadanya juga kerap diwujudkan dengan berbagi kepada sesama yang kurang beruntung diantaranya merayakan ulang tahun bersama anak-anak yatim piatu.

Sahabat setia dalam berbisnis...

4 dari 4 halaman

3

“BCA itu bagi saya dan keluarga saya seperti sahabat,” aku Thing Thing yang mengenal bank ini pada tahun 2005 dan  mendapatkan suntikan modal untuk mengembangkan usaha. "Hasilnya seperti sekarang ini, pelanggan saya sudah ratusan orang tidak hanya dari Banjarmasin saja, tapi sampai ke kota-kota lain di Kalsel dan Kalteng. Mereka semuanya pelanggan setia, bahkan hingga anak-anaknya," ungkap Thing Thing.

Selain relationship yang baik dengan pelanggan, hal lain yang membuat pelanggannya setia adalah kepercayaan serta produk yang berkualitas. Semua barang yang dijualnya memang barang impor buatan Korea, Hongkong dan Paris yang dibelinya sendiri di Hongkong, tapi ia tidak mau menjual baju-baju  dengan kualitas rendah.

"Pelanggan saya sudah membuktikannya, hingga sekarang mereka tetap setia, bahkan meski tidak lagi berada di Banjarmasin, beberapa pelanggan tetap setia membeli ke butik Thing-Thing,” lanjutnya.

Pehobi shopping, fashion dan travelling ini punya pengalaman yang tak terlupakan, yaitu saat diminta salahs atu pelanggannya yang istri seorang petinggi di Jakarta, untuk membawakan baju-baju hasil belanjaannya dari Hongkong.

"Saat itu saya bawa satu koper baju,  suami dari ibu tersebut dulunya bertugas di Kalsel. Saya tidak menyangka, meski sudah bertugas di ibukota Jakarta, beliau tetap ingat saya. Ini bentuk kepercayaan pelanggan kepada produk baju yang saya tawarkan," tuturnya.

Dua butik sudah menyita kesibukan wanita aktif ini. Namun Thing Thing masih menyimpan sebuah mimpi, suatu saat bisa membesarkan butiknya di Mitra Plaza sehingga produk yang dijualnya pun semakin variatif dan tidak melulu untuk pasar kaum wanita.

Untuk kelancaran bisnis dan transaksi di kedua butiknya, EDC BCA pun dipasang.  Terbukti EDC BCA kerap menjadi andalan pelanggan butiknya untuk bertransaksi baik untuk membayar menggunakan Debit maupun Kartu Kredit. Tak sia-sia, bukan hanya pelanggan yang dimudahkan, sebagai merchant  ia pun diuntungkan dalam hal kemudahan cash handling. Bukan itu saja. Beberapa waktu lalu, butiknya juga memenangkan hadiah dari BCA sebagai salah satu merchant EDC BCA dengan frekuensi transaksi tertinggi di Banjarmasin.

BCA Senantiasa di Sisi Anda.

(Adv)

Video Terkini