Sukses

Pertahankan Cita Rasa, Kunci Sukses Rumah Makan Garuda

Walaupun terus berinovasi dalam hal makanan, mempertahankan cita rasa inilah yang menjadi kunci kesuksesan Rumah Makan Garuda.

Liputan6.com, Jakarta Anda pecinta kuliner melayu? Pasti tak asing lagi dengan restoran Garuda yang menyediakan berbagai menu masakan Padang yang lezat dan nikmat.

Tak hanya menjadi trendsetter di Kota Medan dan wilayah Sumatera seperti Palembang, Padang, dan Lampung, kualitas Restoran Garuda juga bisa Anda temukan di Jakarta dan Singapura lho. Hadir sejak tahun 1976, restoran Garuda didirikan pertama kali oleh H. Bakhtar disebuah ruko sewaan. Hingga kini, Restoran Garuda telah memiliki 16 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia dengan lebih dari ribuan karyawan.

Putri H. Bakhtar yang juga generasi kedua dari bisnis masakan padang restoran Garuda, Desy Wahyuni menceritakan bahwa nama restoran "Garuda" diambil dari salah satu maskapai penerbangan yang ada di Indonesia.

“Saat itu sedang memikirkan nama apa yang cocok untuk usaha kuliner tersebut.Karena naik Garuda Indonesia, lalu berpikir kenapa tidak Garuda saja nama usahanya. Apalagi nama Garuda simple dan gampang diingat, dan terciptalah rumah makan Garuda. Papa tidak memiliki basic untuk memasak, namun ia optimis membangun usaha ini. Untuk memasak menu-menu yang dijual, Papa menunjuk orang yang dapat dipercaya menangani masalah di dapur sementara ayah saya adalah konseptornya,” tutur Desy Wahyuni.

Sebelum terjun di bisnis kuliner, Desy menjelaskan bahwa ayahnya adalah seorang pedagang kain di pasar Medan. Karena beberapa kali mengalami kerugian akibat kebakaran pasar, akhirnya beralih profesi menjadi penjual makanan.

Desy mengungkapkan, memilih rumah makan yang menjual masakan khas Padang juga didasari daerah asal keluarganya, Padang. Walau tidak mengetahui pasti bagaimana awal pedanaan untuk usaha sang ayah tersebut, namun ia yakin semua berawal dari ketekunan dan kerja keras ayahnya.

“Dulu awal pendanaan atau modal usaha, mungkin dari modal usaha sebelumnya yaitu berdagang kain. Namun karena saya masih kecil jadi tidak terlalu tahu pasti. Dulu Papa membuka usaha kuliner ini langsung di ruko 3 lantai. Yang saya tahu, awalnya berkongsi dengan temannya untuk membangun usaha ini,” ungkap Ibu tiga anak ini.

Sepeninggal sang ayah, restoran yang terkenal dengan menu rendang ini dikelola oleh anak sulungnya, sekitar awal tahun 1980-an. Pelan namun pasti, Restoran Garuda pun mulai berkembang, dari awalnya menyewa tempat, hingga memiliki tempat sendiri. Dari awalnya hanya berada di belakang gedung, kini semua restoran Garuda berada di pinggir jalan besar.

"Awalnya hanya memiliki belasan karyawan, kini telah hampir menyentuh seribu karyawan. Dan pada awalnya hanya memiliki 20-an menu, kini sudah memiliki 30-an menu. Bukan hanya itu, Restoran Garuda kini telah memiliki anak perusahaan yang bergerak dalam bidang kuliner yang sama, yaitu Restoran Berjaya," jelas Desy.

Menjadi generasi kedua untuk melanjutkan usaha peninggalan sang ayah merupakan tantangan tersendiri bagi Desy. Bersama kakak serta sanak saudara lainnya, Desy merasa harus benar-benar menjaga nama baik dan ciri khas dari usaha yang telah dibangun sang ayah lebih dari 30 tahun lalu.

>>>Cita Rasa Jadi yang Utama

2 dari 2 halaman

1

Bagi Desy, dalam usaha bidang kuliner yang paling penting dan wajib dijaga adalah rasa dari makanan tersebut. Mempertahankan cita rasa inilah yang menjadi kunci kesuksesan dari restoran Garuda. Walaupun terus berinovasi dalam hal makanan, tetapi, para anggata keluarga ini terus berusaha untuk mempertahankan ciri dari awal berdirinya restoran ini.

“Ciri khas dari Restoran Garuda adalah memadukan dua suku dalam makanan. Kita menyajikan cita rasa Minang Melayu, karena ayah asli dari Sumatera Barat. Sedangkan Melayu-nya, karena usaha berdiri di Medan, yang dikenal sebagai tanah Melayu,” jelasnya.

Untuk mempertahankan cita rasa selama puluhan tahun bukanlah perkara yang mudah, apalagi restoran ini memiliki banyak cabang, sehingga ada kemungkinan untuk rasa makanan berbeda antar cabang. Oleh karena itu, untuk menyatukan rasa, Desy mengatakan kedepannya restoran Garuda akan membuat “Pusat Dapur”. Dimana, dari dapur ini akan menyebarkan berbagai makanan ke cabang, sehingga semua rasa sama.

"Resep turun temurun inilah yang selalu dijaga oleh keluarga, jadi, walau di tiru oleh rumah makan lain, tetap akan kentara perbedaan rasa antara rasa makanan di restoran Garuda dengan rumah makan lain," kata Desy.

“Untuk makanan ini, kita selalu menjaga kualitas, baik bahan baku, maka akan baik rasa makanan. Misalnya seperti rendang. Kalau rendang dari Minang itu, warnanya hitam, kalau masih kemerah-merahan itu namanya kalio,” tambah Desy.

Bukan hanya cita rasa yang dipertahankan, selama puluhan tahun, penampilan dari nasi bungkus di restoran yang memiliki 7 cabang di Medan inipun tetap bertahan. Apapun lauk yang dipesan, sayur yang mereka sajikan tetap sama, yaitu daun ubi rebus dan kacang panjang tauco. Sayur ini juga yang menjadi ciri khas dari nasi bungkus dari Minang.

Kualitas restoran Garuda dalam hal menyajikan makanan yang cocok dengan lidah sudah bukan rahasia lagi. Tidak heran, bila ada beberapa pihak yang berusaha mencari keuntungan dengan membuka usaha kuliner dengan menggunakan nama Garuda. Akan Tetapi, hal ini tidak membuat pihak keluarga takut, sebaliknya mereka merasa gembira karena ternyata hal tersebut merupakan suatu pengakuan bahwa usaha yang mereka kelola sukses.

“Bagaimanapun, rasa itu tidak bisa berbohong. Seperti yang saya katakan, saya bosan, tetapi lidah saya tetap mencari makanan yang disajikan oleh restoran Garuda. Usaha itu bukan mengikuti tren, tetapi harus fokus dan jangan setengah hati,” ungkap Desy.

Untuk mempertahankan brand Restoran Garuda di masyarakat berbagai upaya dilakukan generasi kedua keluarga H. Bakhtar. Desy bahkan sudah mulai merangkul generasi ketiganya untuk bisa ikut mengembangkan bisnis. Tidak hanya itu, Restoran Garuda juga mengikuti tren yang ada seperti memanfaatkan internet untuk mempromosikan menu-menu terbaru atau promo-promo menariknya melalui web, media sosial, dan pelayanan pesan antar.

Dalam urusan perbankan, Desy mengatakan sudah lebih dari 30 tahun dirinya menjadi nasabah Bank BCA. Bukan hanya dalam hal penyimpanan dana, tetapi juga dengan memanfaatkan berbagai fasilitas yang bisa mengembangkan usahanya. Dengan fasilitas EDC disetiap cabang, memudahkan konsumen melakukan pembayaran serta keberadaan KlikBCA Bisnis yang praktis untuk menyelesaikan berbagai transaksi bisnis.

“Bank BCA itu ada di manapun dan pelayanannya tidak diragukan lagi. Hampir semua fasilitas dari Bank BCA sudah kita gunakan seperti m-BCA, Internet Banking KlikBCA, dan lain-lain. Kemudahan yang diberikan Bank BCA tersebut membuat kami setia menjadi nasabah Bank BCA hingga generasi kedua ini,” tuturnya.

BCA Senantiasa Di Sisi Anda

(Adv)