Liputan6.com, Jakarta PT Freeport Indonesia menyatakan masih harus menunggu hasil studi kelayakan atau feasibility study (FS) dari hasil MoU dengan PT Aneka Tambang Tbk untuk membangun pabrik pemurnian dan pengolahan bahan tambang atau smelter.
"Iya dari kemarin sudah dibilangin, kemarin kan sama Aneka Tambang (Antam). Kan April, ini baru bulan apa. Jadi dari MoU dengan Antam, dikerjakan, kami mulai dikerjakan dan sampai dengan April dilihat," ujar Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Rozik Boedioro Soetjipto, di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2014).
Meskipun dia mengatakan, Freeport akan membangun smelter, namun dirinya belum mau menjelaskan secara rinci soal kepastian serta nilai investasi pembangunan smelter tersebut.
"Iya bangun, bangun. (Investasi) nanti dong, kan lagi dihitung, belum," lanjutnya.
Rozik juga belum bisa memastikan apakah pembangunan smelter tersebut akan dilakukan sendiri atau menggandeng perusahaan lain.
Baca Juga
"Itu bagian-bagian yang harus dibicarakan secara rinci, berapa dan dengan siapanya," jelas Rozik.
Rozik juga memastikan akan melakukan suplai konsentrat ke PT Smelting di Gresik sebesar 40% atau sekitar 1 juta ton atau 1,2 juta ton konsentrat pada 2014.
Advertisement
"Kalau sekarang kami hanya suplai ke Gresik saja. Kalau ijin (ekspor) itu keluar, ya nanti akan lain lagi perhitungannya. Belum bisa dikira-kira karena kapan kita dapet ijin ekspor, kan masih ditunggu, tergantung itu," kata Rozik.
Dia juga menyatakan akan berupaya agar tidak terjadi pemutusan hubungan kerja pada perusahaan tersebut akibat larangan ekspor bahan tambang mentah ini. "Rekomendasi belum ada, tapi diusahakan tidak ada (PHK)," tandas Rozik. (Dny/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com