Liputan6.com, Jakarta Meski masih sering mengalami defisit anggaran, pemerintah Indonesia memutuskan memberikan hibah senilai US$ 2,94 juta kepada Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Tak hanya itu, pemerintah juga menyumbang dana US$ 3 juta untuk pembangunan mesjid di Maryland, Amerika Serikat (AS).
Duta Besar Indonesia untuk Mesir, Nurfaizi Suwandi menjelaskan keputusan pemerintah menghibahkan dana jutaan dolar AS tersebut memang sepantasnya dilakukan Indonesia. Dana itu sebagai bentuk balas jasa Indonesia kepada Universitas Al-Azhar, Kairo yang telah berkontribusi besar selama puluhan tahun kepada negara ini.
Selama ini, mahasiswa asal Indonesia yang menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir telah banyak menerima banyak manfaat dari pihak kampus. Mulai dari jaminan tempat tinggal hingga keamaan di negara tersebut.
"Al-Azhar telah memberi kontribusi selama 80 tahun lamanya untuk Indonesia. Banyak mahasiswa kita belajar di sana, pulang ke Tanah Air menjadi para ulama dan tokoh besar. Mereka telah mendidik calon pemimpin bangsa kita," ujar Nurfaizi saat Raker dengan Banggar di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Setiap tahun, tak kurang dari Rp 23,5 miliar dikucurkan pihak universitas untuk membantu para mahasiswa di Indonesia. Sumbang ini bahkan sudah berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
"Bantuannya berupa beasiswa, tempat tinggal, sembako, tiket gratis untuk pulang ke negaranya, dan lainnya. Kalaupun harus membayar SPP kuliah, per tahunnya sangat murah. Al-Azhar sangat berperan penting untuk kita, sehingga kita perlu membalas jasa mereka," papar Nurfaizi.
Mesir juga pernah menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia dan tercetus dari Universitas Al-Azhar. Antar pemerintah, pengusaha hingga mahasiswa Mesir dan Indonesia selalu tercipta hubungan baik dan harmonis. "Masyarakat Mesir itu lebih cinta kepada mahasiswa Indonesia," ucapnya.
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan pemberian hibah dilatarbelakangi penyediaan tanah untuk membangun 48 gedung asrama oleh pihak Grand Syeikh Universitas Al-Azhar, Kairo.
Dari 4.100 mahasiswa asal Indonesia yang kuliah di Universitas Al-Azhar, hanya 10% yang bisa ditampung. Sebanyak 90% mahasiswa Indonesia di Kairo masih menyewa kos jauh dari kawasan kampus yang bisa memancing munculnya gangguan sosial.(Fik/Shd)
Advertisement