Sukses

Bandara Soetta Padat, Maskapai Asing Antre ke Indonesia

Kementerian Perhubungan masih mempertimbangkan minat maskapai penerbangan Rusia untuk membuka rute penerbangan langsung.

Liputan6.com, Jakarta Minat maskapai penerbangan Rusia untuk membuka rute penerbangan langsung (direct flight) Rusia-Indonesia masih dipertimbangkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).


Pasalnya, lalu lintas penerbangan di bandara Soekarno-Hatta (Soetta) saat ini sangat penuh dan belum bisa menyamai bandara Heatrow, London.

Menurut Menteri Perhubungan EE Mangindaan, selain Rusia, sejumlah maskapai penerbangan dari luar negeri masuk daftar antre untuk bisa masuk ke Indonesia. Sayangnya, rencana pembukaan rute ke Indonesia harus terkendala masalah lalu lintas udara di bandara Soetta.

"Maskapai dari Rusia dan yang lain sedang dipertimbangkan. Kami tahan dulu, mohon kesabarannya. Kami sih senang saja banyak yang mau ke sini, tapi Soetta-nya saja  masih penuh," ujar dia di kantornya, Jakarta, Kamis (27/2/2014).

Kata Mangindaan, pemerintah tak ingin menjejali bandara Soetta dengan penerbangan-penerbangan rute baru dari luar negeri jika kapasitas frekuensi penerbangan di bandara tersibuk itu masih rendah. Saat ini, bandara Soetta bisa melayani 64 frekuensi penerbangan.

"Kalau Soetta oke sih bisa saja, tapi sekarang belum. Kami menjaga jangan sampai maskapai yang sudah ada  mengeluh, seperti dari Malaysia dan Thailand. Nanti mereka bisa terganggu," tutur Mangindaan.

Dia menjelaskan, Indonesia khususnya Soetta belum mampu menyamai bandara Heathrow di London, Inggris. Meskipun mempunyai dua landasan pacu (runway), namun Heathrow dapat melayani 85 penerbangan.

"Heathrow punya terminal dan apron yang lebih besar. Di sana juga punya sarana ATC Navigasi yang oke, bahkan pihaknya mau membantu kita. Tapi kami tidak mau tergantung dengan orang lain," ujar Mangindaan.

Mangindaan memperkirakan, maskapai penerbangan asing yang sudah menyatakan minat ke Indonesia dapat terlayani bandara Soetta di 2015. 


Sebab, Kemenhub menargetkan bandara ini bisa meningkatkan frekuensi penerbangan menjadi 84 dari target tahun ini sebanyak 72 penerbangan.

"Bisa saja (tahun  depan), tapi kita mesti melatih operatornya supaya bisa mengendalikan 10 penerbangan untuk satu orang. Nanti bisa juga dikirim ke London untuk pelatihan," tandasnya. (Fik/Ahm)

Video Terkini