Liputan6.com, Jakarta Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menargetkan pembanguan kilang minyak mentah harus mulai berjalan sebelum berakhirnya masa jabatan kabinet bersatu jilid II.
Pemerintah menjamin program Minyak dan Gas Bumi (Migas) tak akan berhenti meski Indonesia sudah memasuki tahun politik. Alasannya, keberadaan kilang menyangkut ketahanan energi di masa mendatang.
"Saya sendiri punya target, sudah ada yang diteken sebelum pemerintahan yang akan datang. Kalau bisa groundbreaking," kata Jero, di Kantor Kementerian Kordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/2/2014).
Jero memastikan proses negosiasi pembangunan kilang kini tengah diintensifkan. Sebagai program prioritas, proyek kilang takkan berhenti berjalan meski pemerintah berulang kali ganti kepemimpinan.
"Urusan migas ini kan jangka panjang. Jadi dua kali presiden ganti juga, ini masih harus jalan," pungkasnya.
Pembangunan kilang di Indonesia memang mendesak dilakukan. Pasalnya, impor Bahan Bakar Minyak (BBM) saat ini tergolong tinggi dan membebani anggaran pemerintah.
"Ini berat, mahal dan berbahaya kalau terjadi sesuatu di dunia. Jadi kita harus bangun kilang ini,"
Saat ini, pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono memang tengah mendekati sejumlah investor untuk menanamkan investasinya di sektor pembangunan kilang.
Sejumlah investor bahkan dikabarkan telah berminat membangun kilang lewat skema Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS).
"Sekarang sudah kelihatan, sudah banyak yang berminat. Pemerintah menawarkan konsepnya. Mereka sudah senang," ungkapnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pembangunan kilang minyak takkan mengurangi laju impor Indonesia. Keberadaan kilang hanya akan mengubah bentuk impor minyak Indonesia dari BBM menjadi minyak mentah. (Pew/Shd)
Jero Wacik Ngebet Bangun Kilang Sebelum Ganti Presiden
Menteri ESDM Jero Wacik memastikan program pembangunan kilang minyak akan tetap berjalan meski berganti pemerintahan.
Advertisement