Liputan6.com, Jakarta Krisis listrik yang terjadi di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) yang sempat muncul beberapa waktu lalu ternyata dipicu berbagai faktor. Krisis listrik di wilayah ini bahkan menjadi pembelajaran berharga bagi pemerintah.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengungkapkan, krisis listrik yang sempat melanda Sumbagut terutama dipicu lambatnya pembangunan pembangkit di Sumatera Utara. Keterlambatan ini dipicu persoalan izin yang tak kunjung kelar.
Baca Juga
"Pembangunan di Sumut seharusnya 2006 diizinkan. Ternyata izin nggak keluar," kata Susilo, seperti dikutip di Jakarta, Minggu (2/3/2014).
Tak hanya soal perizinan, pembangunan pembangki tlistrik di kawasan ini juga terbelit kendala pembebasan lahan. Meski sudah ada dua pembangkit yang bisa beroperasi, PT PLN tak bisa mendistribusikan listrik karena pembangunan transmisi yang terkendala masalah klasik, pembebasan lahan.
Advertisement
"Asahan, Pangkalan susu (pembangkit listrik) sudah siap tapi power nggak bisa dibangun karena pembebasan lahan nggak beres," ungkapanya.
Terakhir, krisis listrik di Sumbagut dipicu pasokan gas yang masih belum sesuai dengan kebutuhan. Persoalan muncul akibat pembangunan ruas pipa gas Arun Belawan yang terlambat sehingga tidak bisa memasok untuk sumber energi pembangkit.
"Celakanya produksi gas di Sumatara Utara cuma 4 MMSCFD, yang dibutuhkan 120 MMSCFD. Pipa Arun Belawan belum selesai,"
Menghadapi berbagai persoalan tersebut, Kementerian ESDM mengaku sudah mengantongi berbagai solkusi. Salah satunya adalah mempercepat pembangunan proyek pipa gas, memperbaiki pembangkit Belawan, serta mempercepat pembebasan lahan.
"Kami punya action plan untuk selesaikan ada delapan tindakan. Yang pasti Pertagas berjanji melaksanakan pipa Arun-Belawan November tahun ini selesai. Disamping perbaikan pembangkit yang empat tahun ngadat. Secepatnya melesaikan tower yang membawa listrik dari Pangkalan Susu, Nagan Raya," pungkasnya. (Pew/Shd)