Sukses

4 Merek Mobil Diproduksi di RI, Neraca Perdagangan Membaik

“Kondisi ini membantu neraca perdagangan karena Fortuner, Vios, Yaris dan Limo sudah bisa diproduksi di Indonesia."

Liputan6.com, Jakarta Pemulihan neraca perdagangan selama tiga bulan berturut-turut diperkirakan kembali loyo di Januari 2014. Pasalnya,  nilai dan volume ekspor kecenderungan akan merosot di periode awal tahun.

Menteri Keuangan Chatib Basri memprediksi kinerja neraca perdagangan di Januari cenderung melemah. Kondisi ini terlihat saat awal tahun lalu dengan realisasi surplus neraca perdagangan sekitar US$ 7 juta.

“Kalau lihat kecenderungannya tahun lalu, biasanya neraca perdagangan di awal tahun agak lemah. Tapi mudah-mudahan masih bisa surplus,” sambung dia tanpa menyebut prediksi angka neraca perdagangan di Januari ini, Senin (3/3/2014).

Alasannya, Chatib mengatakan, nilai dan volume impor yang lemah justru diikuti penurunan kinerja ekspor. “Kontrak baru dimulai awal tahun, lalu pengirimannya sekitar kuartal I ,” ujarnya.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Faisal Basri menambahkan, defisit kinerja perdagangan Indonesia terus menyempit. Capaian ini tak terlepas dari membaiknya nilai dan volume ekspor yang terangkum dari Bank Indonesia (BI).

“Ada dua sumber untuk melihat kinerja ekspor, yakni dari Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor tercatat oleh CIF dan FOB mash mengalami defisit. Tapi kalau data ekspor BI dari FOB trennya justru membaik alias surplus,” terangnya.

Meski ekspor di sektor tambang menyusut akibat larangan ekspor mineral mentah, namun menurut Faisal ada pembaikan kinerja impor dari sektor otomotif. Di mana penjualan mobil lokal naik dan impor mobil beserta komponennya juga ikut terdorong turun.

“Kondisi ini membantu neraca perdagangan karena Fortuner, Vios, Yaris dan Limo sudah bisa diproduksi di Indonesia dan tidak perlu impor dari Taiwan,” tandas Faisal.  

Sekadar informasi, neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2013 justru masih mencatatkan defisit. Bahkan penurunan kinerja ekspor-impor nasional jatuh hingga 143% dibandingkan setahun sebelumnya yang juga masih mengalami defisit.

Kepala BPS, Suryamin melaporkan ekspor Indonesia pada Desember 2013 mencapai US$ 16,98 miliar. Laju ekspor ini meningkat 10,33% dibandingkan posisi setahun sebelumnya. Secara kumulatif, nilai ekspor sepanjang 2013 mencapai US$ 182,57 miliar atau turun 3,92% dibandingkan periode setahun sebelumnya.

Dari sisi impor, Indonesia tercatat memasukan barang dari luar negeri dengan total nilai mencapai US$ 15,46 miliar sepanjang Desember 2013. Pencapaian ini naik 2,04% dibandingkan posisi sebulan sebelumnya. Secara kumulatif, nilai impor Indonesia sepanjang 2013 mencapai US$ 186,63 miliar atau turun 2,64% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.

Dengan kinerja perdagangan akhir 2013 lalu, Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$ 1,52 miliar pada Desember 2013. Namun sepanjang 2013, Indonesia justru masih mencatatkan defisit neracara perdagangan hingga US$ 4,06 miliar, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang juga mengalami minus US$ 1,67 miliar. Dengan kata lain, defisit neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun lalu ambruk hingga 143%.

Video Terkini