Liputan6.com, New York Tahun 2013 menjadi salah satu tahun terbaik bagi miliarder Warren Buffet. Pasalnya, perusahaan yang didirikannya Berkshire Hathaway mencetak rekor laba tertinggi hingga US$ 19,5 miliar atau setara Rp 225,6 triliun (kurs: Rp 11.571 per dolar AS)
Seperti dikutip dari Forbes, Senin (3/3/2014), dalam surat tahunan pimpinan Berkshire Hathaway kepada para pemegang saham, dia mengatakan kinerja perusahaannya berjalan dengan sangat baik.
Baca Juga
Akan tetapi Buffett cenderung tertutup jika bicara soal perencanaan bisnis dan kinerja portofolio saham perusahaan. Padahal topik tersebut telah menjadi sasaran keingintahuan publik dalam beberapa tahun terakhir.
Dia juga menyinggung pembelian Heinz, di mana Berkshire meningkatkan pendanaan dan bermitra dengan perusahaan ekuitas swasta, 3G Partners. Itu semua dikerahkan agar perusahaan pembuat kecap ternama itu dapat dikelola dengan baik.
Buffett menjadikannya sebagai salah satu upaya untuk penawaran di masa depan. Dengan begitu, Heinz akan menggunakan kas perusahaan yang besar untuk meraup saham-saham dalam bentuk aset.
"Dengan Heinz, Berkshire sekarang memiliki 8,5 perusahaan-perusahaan yang dapat menembus jajaran Fortune 500," ungkap Buffett dalam suratnya.
Di perusahaan-perusahaan tersebut, Buffett tidak berinvestasi dalam jumlah besar. Sementara saham-saham Berkshire terus meningkat selama 2013. Buffett mungkin akan mengubah laju investasinya mengingat pasar saham Amerika Serikat (AS) bergerak menguat.
"Di tahun di mana sebagian besar manajer ekuitas kesulitan mengungguli S&P 500, Todd Combs dan Ted Weschler justru bisa melakukannya," ujar Buffett saat membahas dua manajer yang direkrutnya untuk membantu mengelola portofolio perusahaan beberapa tahun lalu.
Sekali lagi dia harus mengakui kehandalan dua investor tersebut telah melebihi kemampuannya. Dia sangat salut pada dua manajernya tersebut yang saat ini tengah mengelola lebih dari US$ 7 miliar uang di Berkshire.
Dalam suratnya, Buffett juga membahas tentang langkah-langkah bisnis berani para miliarder. Surat tersebut dipublikasikan lewat majalah Fortune di mana dia menegaskan pandangannya mengenai pembelian aset produktif.
Advertisement