Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produksi jagung dan kedelai lokal menyusut sepanjang tahun lalu. Luas panen dua komoditas pangan ini semakin menyempit karena cuaca ekstrim memaksa petani menanam padi.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, Adi Lumaksono mengatakan, angka sementara produksi jagung pada tahun lalu diperkirakan mencapai 18,51 juta ton pipilan kering atau turun 0,88 juta ton (4,54%) dibanding tahun lalu sebesar 19,39 juta ton.
Sedangkan produksi kedelai berkurang 62,99 ribu ton atau 7,47% menjadi 780,16 ribu ton biji kering kedelai dari realisasi produksi sebelumnya sebesar 843,15 ribu ton.
"Luas panen jagung dan kedelai masing-masing menyusut sebesar 137,43 ribu ha (3,47%) serta 16,83 ribu ha (2,96%). Ini terjadi karena cuaca kemarau basah maupun konversi lahan sehingga menurunkan total produksinya," jelasnya di Jakarta, Senin (3/3/2014).
Berbeda dengan jagung dan kedelai, BPS mencatat produksi padi sepanjang 2013 justru mengalami peningkatan. Produksi bahan pangan utama di Tanah Air ini meningkat 3,24% menjadi 71,29 juta ton dari tahun lalu sebesar 69,06 juta ton. Peningkatan pasokan padi sebanyak 2,24 juta ton salah satunya dipicu bertambahnya luas areal panen sebesar 2,91% menjadi 391,69 ribu ha.
"Faktor harga memang mempengaruhi minat petani untuk menanam komoditas tertentu. Tapi minat kan tidak bisa iikuti keadaan cuaca, jadi meskipun harga jagung dan kedelai bagus kalau tidak kondusif atau cuaca tidak mendukung, petani akan lebih memilih tanam padi. Risiko kan perlu diperhatikan juga," tukas Adi.(Fik/Shd)