Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan pengembangan energi terbarukan panas bumi di Indonesia masih terkendala isu sosial.
Direktur Panas Bumi Kementerian ESDM Tisnaldi mencontohkan, tersebarnya isu penjualan gunung Ciremai kepada Chevron Geothermal Indonesia sebesar Rp 60 tiriun.
"Wilayah kerja (panas bumi) ini yang lelang Gubernur Jawa Barat. Tapi salah kaprah kalau gunung itu di jual ke Chevron. Itu hoax," kata Tisnaldi dalam seminar Majelis Nasional Kahmi, di Jakarta, Selasa (4/3/2014).
Dia menjelaskan, meski Chevron telah memenangkan lelang pengembangan energi panas bumi di Gunung Ciremai yang mencakup dua kabupaten yaitu Majalengka dan Kuningan, namun luas wilayah kerja panas bumi tidak seluas itu. Kebutuhan lahannya hanya mencapai 8 hektare (ha) untuk membuat beberapa sumur panas bumi.
"Memang luas wilayah kerjanya sebesar gunung tapi yang digarap paling 8 hektare untuk sumur," ungkap dia.
Dia mengungkapkan, rencana pengembangan energi terbarukan panas bumi di Gunung Ciremai karena wilayah ini dinilai memiliki potensi panas bumi yang luar biasa.
Sebelumnya, beredar pesan berantai jika Ciremai, gunung tertinggi di Jawa Barat yang letaknya berada di dua daerah yaitu Majalengka dan Kuningan telah dijual oleh pemerintah seharga Rp 60 triliun kepada Chevron Geothermal perusahaan asal Amerika Serikat, bergerak di bidang panas bumi.
Proyek Energi Terbarukan Panas Bumi Banyak Terganjal Isu Sosial
Pengembangan energi terbarukan panas bumi di Indonesia masih terkendala isu sosial.
Advertisement