Liputan6.com, Jakarta Indonesia mengimpor bawang putih dan garam dari beberapa negara tercatat masih besar, terutama melalui Singapura. Sayangnya, negeri Singa yang hanya memiliki 710 kilometer persegi ini hanya merupakan negara perantara impor kedua komoditas tersebut. Â
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengeluhkan impor bawang putih dan garam yang dilakukan Indonesia dari Singapura. "Ya itu kelewatan namanya," ujar Hatta kepada wartawan di Jakarta, Rabu (6/3/2014) malam.
Dia mengaku, hal ini wajib dicegah mengingat Singapura hanya menjadi negara ketiga alias perantara antara Indonesia dengan negara yang menjadi tujuan impor.
"Kalau mau ekspor dan impor itu langsung, jangan lewat pihak ketiga. Saya tidak tahu kenapa harus melalui pihak ketiga dan Singapura itu posisinya pihak ketiga," paparnya.
Hatta meminta kepada Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi untuk membereskan persoalan tersebut. "Saya sudah minya Pak Lutfi untuk bekerja keras soal itu," cetus dia.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterima Liputan6.com, impor bawang putih pada periode Januari 2014 dari Singapura sebesar US$ 23,99 ribu dari total nilai impor sebesar US$ 22,27 juta. Sedangkan tertinggi berasal dari China dengan nilai impor bawang putih sebesar US$ 22,25 juta.
Sementara total impor garam di awal tahun ini mencapai US$ 13,46 juta. Dari Singapura sebesar US$ 17,23 ribu.
Dari total impor, negara paling besar memasok garam ke Indonesia adalah Australia sebesar US$ 9,19 juta, lalu India senilai US$ 3,95 juta, Selandia Baru sebesar US$ 147,36 ribu, sebesar US$ 137,54 ribu dari Jerman dan negara lainnya senilai US$ 14,22 ribu.
Hatta:Kalau Mau Impor, Jangan Lewat Pihak Ketiga
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengeluhkan impor bawang putih dan garam yang dilakukan RI harus dari Singapura.
Advertisement