Liputan6.com, Tangerang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengaku pernah memberhentikan seseorang secara paksa di pinggir jalan, hanya karena persoalan Merpati. Apa yang terjadi?.
Dahlan bercerita, hal itu terjadi ketika ada seseorang yang menawarkan diri kepadanya untuk menjadi Direktur Utama maskapai penerbangan ini. Orang merasa mempunyai stategi pendanaan yang mampu menghidupkan Merpati.
Mendengar hal itu, Dahlan langsung membawanya masuk ke dalam mobil untuk mendengar strateginya lebih lanjut sambil menuju acara yang harus dihadirinya saat itu.
Tanpa menyebutkan nama, Dahlan mengaku orang tersebut membeberkan skema menghidupkan Merpati kembali dengan meminjam uang ke agen-agen perjalanan (deposit), ditambah mencari pinjaman dari bank.
"Saya bilang mana ada agen mau dimintai uang Rp 200 miliar, bank mana yang bisa. Kalau mendengar seperti itu kesal juga kan, kayaknya gampang," cerita Dahlan saat ditemui di kantor pusat Angkasa Pura II, Tangerang, Kamis (6/3/2014).
Tak mau mendengar lebih panjang cerita dan strategi orang tersebut, Dahlan langsung memberikan penegasan jika dia mampu menyediakan dana sebesar Rp 200 miliar dalam waktu tiga hari, saat itu juga Dahlan mengangkat orang tersebut menjadi Dirut Merpati. Sayang, hal tersebut tak terjadi.
"Saya tidak mau dengar lebih lanjut, akhirnya mobil saya suruh minggir, saya turunkan di situ juga," tegas Dahlan.
Dahlan pun bercerita di lain kesempatan, ada juga orang yang mengaku siap menjadi Dirut Merpati karena telah memiliki investor yang mampu menyediakan dana bagi Merpati. Kali ini orang tersebut berasal dari pegawai Merpati sendiri.
Hal yang sama juga diperlakukan Dahlan kepada orang yang mengaku memiliki solusi untuk Merpati, yaitu mengajaknya bertemu dan membahas lebih lanjut dan menanyakan darimana sumber dananya.
"Dia bilang uang dari Hong Kong. Nanti dari perusahaan di sana. Begitu dengar  itu saya lemes, berarti bukan investor kan," katanya.
Akhirnya, hingga saat ini Dahlan berpendapat salah satu jalan yang paling rasional untuk menyelamatkan Merpati adalah dengan Kerjasama Operasional (KSO) yang sebelumnya sudah dilakukan. Sayangnya hingga saat ini izin terbang hasil KSO tersebut belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Advertisement