Sukses

OJK Pungut Iuran, Perusahaan Pembiayaan Pasrah

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, salah satu perusahaan pembiayaan menyatakan tidak keberatan dengan pungutan iuran yang ditetapkan OJK.

Liputan6.com, Jakarta PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, salah satu perusahaan pembiayaan menyatakan tidak keberatan dengan pungutan iuran yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada lembaga keuangan di Indonesia.

"Kalau sudah dibuat aturannya, ya kami ikut," ujar Direktur Utama PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk, Willy Suwandi Dharma, usai peluncuran program Adira X-tra Bonus 2014: 1.001 MotoGP Sepang di Downtown Bistro, Landmark Building, Jakarta Pusat, Kamis (6/3/2014).

Ia mengatakan, kewajiban untuk membayar iuran sebesar 0,03% dari aset ini diharapkan mampu membuat industri keuangan dalam negeri menjadi tertata dan lebih baik.

"Kami berharap dengan adanya ini industri keuangan lebih baik, jadi ada timbal baliknya. Saya yakin OJK telah memikirkan yang terbaik," lanjutnya.

Willy mengatakan, Adira Finance juga tidak terkejut dengan adanya ketentuan soal iuran ini. Sebab menurut Willy, aturan ini sudah dibicarakan sejak lama. Dia juga berjanji beban iuran ini tidak akan dibebankan kepada nasabah Adira.

"Kami sudah coba untuk bersiap, karena aturan ini sudah dibicarakan sejak 2 tahun lalu. Kami berusaha untuk tidak dibebankan kepada nasabah," kata Willy.

Mengenai dampak dari adanya aturan ini kepada pertumbuhan lembaga keuangan khususnya sektor pembiayaan, Willy mengaku masih belum bisa memprediksi. Namun dia berharap aturan ini tidak menghalangi pertumbuhan lembaga pembiayaan di Indonesia.

"Kami belum lihat ke sana, tetapi kami berharap tidak menghambat. Kami tahu kenaikan UMP (upah minimum provinsi) saja mencapai 12%-20% per tahun. Jadi harusnya pertumbuhan pembiayaan bisa lebih besar dari itu," tandasnya.

 

Bunga Pinjaman Pembiayaan Mobil dan Motor

Willy menambahkan, pihaknya juga belum berniat untuk menaikkan bunga pinjaman pembiayaan mobil dan motor.
Hal ini karena perusahaan tersebut melihat kondisi ekonomi Indonesia selama kuartal I 2014 masih cukup stabil sehingga belum ada langkah dari Bank Indonesia (BI) untuk menaikan suku bungan acuan.

"Tergantung situasi ekonomi dan perbankan, kalau suku bunga tidak naik, maka kami tidak naik," ujar Willy.

Willy mengaku, pihaknya pun tidak dapat terburu-buru untuk menaikkan bunga kredit. Pihaknya menunggu bank dulu menaikkan suku bunga kredit.

"Biasanya kami telat. Kalau bank sudah menaikan bunga kredit kami telat 2-3 bulan," kata Willy.