Sukses

Turun 48 Poin, Rupiah Terimbas Pelemahan Ekspor China

Rupiah sepanjang tahun ini masih menjadi yang terbaik diantara 150 negara di dunia.

Liputan6.com, Jakarta Sentimen pelemahan laju ekspor China akhirnya berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah kembali melemah dalam dua hari berturut-turut seiring meningkatnya kekhawatiran investor.

Pelaku pasar khawatir berkurangnya aktivitas perdagangan China bakal berpengaruh pada neraca perdagangan Indonesia.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (12/3/2014), kurs rupiah di pasar lokal tercatat turun 0,2% ke level 11.418 per dolar AS.

Rupiah sebelumnya sempat mencetak posisi terkuatnya dalam empat bulan terakhir setelah bertengger di level 11.344 pada 10 Maret lalu. Sepanjang tahun ini, rupiah telah menguat 6,6%, atau terbaik diantara 150 negara di dunia.

Di pasar Non Delivered Forward bertenor satu bulan, kurs rupiah juga melemah 0,1% ke level 11.489 per dolar AS. Rupiah diperdagangan 0,6% lebih lemah dibandingkan pasar lokal.

China selama ini memang menjadi negara utama tujuan ekspor Indonesia. Perdagangan kedua negara mencatat rekor terendah dalam dua tahun terakhir pada transaksi bulan lalu.

Neraca perdagangan Indonesia memang secara mengejutkan mencatat penurunan setelah mencetak surplus dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) juga mencatat pelemahan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR). Rata-rata nilai tukar Rupiah di sejumlah bank lokal diperdagangkan di level 11.432 per dolar AS.

Dibandingkan kemarin, rupiah pagi ini terkoreksi 48 poin dari sebelumnya 11.384 per dolar AS.