Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengakui peran Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan di dalam negeri tidak mudah.
Sebab itu, kementerian ini tidak boleh salah langkah dalam upayanya menjaga kestabilan harga, terutama jika berkaitan dengan barang impor.
Dia pun meminta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi untuk bijak dalam memutuskaan kapan Indonesia membutuhkan barang impor, dan kapan harus menutup keran impor. Sebab jika tidak pandai mengatur ini, maka akan banyak timbul protes dari masyarakat.
"Harga barang harus terjangkau, kalau ada barang yang bisa diproduksi di dalam negeri tapi kita tetap (buka keran) impor, kita dimarahi rakyat. Tapi kalau kita hanya mengandalkan produk dalam negeri tapi harganya mahal, kita juga dimarahi rakyat," ujar dia saat membuka Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (12/3/2014).
Selain itu, Hatta juga mengatakan, perbaikan infrastruktur sebagai penunjang distribusi barang juga perlu didorong lebih cepat lagi. Hal ini sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu disparitas harga antara pulau.
"Kita ingin meningkatkan volume perdagangan antar pulau dan menekan disparitas harga. Dalam hal ini, infrastruktur sangat penting. Kalau  harga naik karena distribusi terganggu karena jembatan terputus misalnya, yang dimarahi masyarakat bukan Menteri PU (Pekerjaan Umum) tapi Menteri Perdagangan," katanya.
Oleh karena itu, menurut Hatta, sebagai negara kepulauan, konektifitas antar pulau sangat penting agar perbedaan harga bahan kebutuhan pokok antar wilayah tidak semakin tajam.
"Oleh sebab itu, sepanjang konektifitas itu tidak terjaga dengan baik maka upaya untuk menekan disparitas harga ini akan sulit tercapai," tandas dia.