Sukses

Gara-gara Shale Gas, Harga Batu Bara Diprediksi Anjlok

Harga batu bara diprediksi melonjak dalam enam bulan ke depan.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Mineral Batu bara Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukyar menyatakan, harga batu bara akan anjlok sampai enam bulan ke depan.

Penurunan harga batu bara dari kisaran saat ini sebesar US$ 72 per ton akibat pasokan yang melimpah di pasar.

"Enam bulan ke depan harga batu bara akan turun," kata  Sukyar dalam diskusi publik kepastian hukum pemanfaatan batu bara di Gedung Kahmi, Jakarta, Jumat (14/3/2014).

Dia menuturkan, dengan penemuan shale yang memiliki harga lebih murah, membuat Amerika Serikat mengurangi konsumsi batu baranya.

Selanjutnya negara ini melego batu bara produksinya ke pasar. Hal ini yang membuat komoditas pertambangan ini melimpah.

"Karena AS lepasnya batu bara ke dunia. Shale gas ditemukan murah harganya. Afrika juga," ungkap Sukyar.

Karena itu, pihaknya menginginkan peningkatan penyerapan batu bara di dalam negeri. Pasalnya, saat ini penyerapan batu bara hanya 25% dari produksi.

"Batu bara ini produksinya oke. Tapi pemanfaatannya dikit. 25% saja. PR kita (pekerjaan rumah) meningkatkan penggunaan batu bara.

Selain itu, pemerintah akan meningkatkan nilai tambah batu bara dengan melakukan konversi batu bara menjadi gas dan meningkatkan (upgrading) kalori batu bara.

"Konversi batu bara jadi liquefied minyak, bentuk lain, ugrading sehinga banyak  pelaku usaha yang mengkhawatirkan kerentanan harga jatuh kecil," pungkas dia.

Video Terkini