Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) akan menyerap gas yang terbuang (flare) dari proses penambangan minyak untuk mengaliri listrik pulau-pulau yang belum mendapatkan listrik.
Direktur Utama PT PLN (Persero), Nur Pamudji mengatakan, gas tersebut nantinya akan diproses menjadi Compresessed Natural Gas (CNG) agar mudah didistribusikan. Hal itu karena, CNG merupakan gas yang dicompress ke dalam tabung sehingga tidak butuh infrastruktur jaringan pipa gas.
"Di mana ditemukan gas di tengah laut, ikutan dengan tambang minyak jadi Flare, dengan adanya CNG gas di flare tersebut bisa ditransport ke pulau terdekat," kata Nur dalam peresmian storage CNG plant, di PLTG Muara Tawar, Bekasi, Senin (17/3/2014).
Menurut Nur, teknologi CNG sangat cocok untuk jarak pendek dengan gas kapasitas kecil. "Kalau besar pakai pipa tapi kalau kecil tidak ekonomis," tutur Nur.
Nur mengungkapkan, PLN akan menerapkan penggunaan CNG untuk sumber bahan bakar pembangkit di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Meski Lombok tidak memiliki sumber gas, nantinya CNG untuk Pulau Lombok akan dipasok dari Gresik.
"Yang di Gresik sendiri, CNGnya selain ditempat tapi akan ditransfer ke Pulau Bawean dan Lombok. Ini contoh sudah beroperasi Batam Bintan, dari pulau Batam ke Bintan," papar Nur.
Nur menambahkan, PLN juga akan mengganti penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan PLTG. Hal itu bertujuan untuk memangkas jumlah pembangkit listrik yang menggunakan sumber energi Bahan Bakar Minyak (BBM).
PLN Manfaatkan Gas Terbuang untuk Aliri Listrik
PT PLN (Persero) akan menyerap gas yang terbuang dari proses penambangan untuk mengaliri listrik pulau-pulau yang belum mendapatkan listrik.
Advertisement