Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah sepanjang pekan ini bergerak dalam tren pelemahan. Kurs referensi rupiah akhir pekan ini berada di level 11.431 atau terkoreksi 24 poin dari penutupan sehari sebelumnya.
Mengutip data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dikeluarkan Bank Indonesia, Jumat (21/3/2014), rupiah sepekan ini sempat mencetak level terkuatnya sepanjang 2014 di level 11.272 per dolar AS.
Sentimen negatif dari pertemuan The Federal Reserves memaksa pasar menahan rencananya memasukan dana ke Indonesia.
Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, menilai rupiah yang kembali mendekati 11.500 seolah telah menghapus keuntungan dari euforia pencapresan Joko Widodo.
"Rupiah melemah cukup tajam bersamaan koreksi IHSG 2,54%, hampir menghapus seluruh penguatan akibat euforia pencalonan Jokowi minggu lalu," kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta.
Samuel melihat aksi jual terlihat di pasar surat utang negara dan yield tenor 10 tahun naik 10 basis poin.
"Pelemahan rupiah berpeluang berlanjut hari ini walaupun tekanan akan lebih ringan dari kemarin," ujarnya.
Dari pasar luar negeri, data kurs valas Bloomberg akhir pekan ini mencatat rupiah mengalami penguatan tipis. Rupiah naik 3,8 poin ke level 11.442,5 per dolar AS.
Meski dibuka menguat, rupiah sempat melemah ke level 11.449 per dolar AS. Beruntung, sentimen negatif yang mulai jinak membuat rupiah kembali menguat dan sempat menyentuh level 11.429 per dolar AS.
Pelemahan Rupiah Sepekan Hapus Untung Efek Jokowi
Kurs referensi rupiah akhir pekan ini berada di level 11.431 atau terkoreksi 24 poin dari penutupan sehari sebelumnya.
Advertisement