Liputan6.com, Jakarta Elpiji ukuran 3 kilogram (kg) mulai langka. Seorang pemilik warung tegal (warteg) di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, Eko Budianto mengaku kesulitan untuk mendapatkan elpiji dalam tabung melon itu.
"Sudah seminggu ini susah banget carinya," kata Eko saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (24/3/2014).
Baca Juga
Kondisi tentu saja mengkhawatirkan Eko. Pasalnya, usaha yang dijalankan Pria berusia 47 tahun ini sangat bergantung pada tabung elpiji 3 kg. Dia menyebutkan rumah makannya selalu menghabiskan 3-4 tabung untuk memasak barang dagangan setiap hari.
Advertisement
"Bisa pakai minyak tanah, tapi harganya lebih mahal sekitar Rp 12 ribu per liter. Kalau elpiji biasanya Rp 17 ribu per tabung, namun bisa untuk masak lebih banyak makanan," terang dia.
Namun sejak sulit didapatkan, harga elpiji 3 kg yang dibelinya meningkat menjadi Rp 18 ribu-19 ribu per tabung. "Naik dikit tidak apa-apa, asal barangnya ada. Repot kalau tidak ada gas," ungkap Eko.
Hal serupa dialami oleh Salim, seorang pedagang Mie Ayam di wilayah Kuningan. Dia juga mengaku kesulitan untuk mencari elpiji 3 kg. Hal ini tentu saja sangat mengganggu usahanya karena saat gas habis dia tidak dapat melayani konsumen.
"Terpaksa disuruh tidak dilayani, habis mau gimana orang gasnya tidak ada," jelasnya.
Tak hanya sulit didapatkan, harga elpiji 3 kg kini meningkat. Salim mengaku dirinya harus merogok kocek Rp 20 ribu per tabung untuk mendapatkan elpiji yang disubsidi pemerintah itu.
"Kalau di agen kemarin beli Rp 15 ribu per tabung, tapi kemarin saya beli sampai Rp 20 ribu per tabung. Pembeli saya juga cerita kalau dia beli Rp 25 ribu per tabung," katanya.