Sukses

Pengusaha Surabaya Berburu Kerang Hingga Madagaskar

Rasa cintanya pada kerang laut membawa Untoeng Sutanto sukses memperkenalkan kerajinan kerang Bali ke berbagai negara

Liputan6.com, Jakarta Rasa cintanya pada kerang laut membawa Untoeng Sutanto sukses memperkenalkan kerajinan kerang Bali ke berbagai negara. Demi memboyong kerang berkualitas, kolektor ini rela memburunya hingga ke Madagaskar, Afrika.

Saat menjelajah Pameran Furnitur 2014 belum lama ini, pandangan mata tertuju pada kerajinan kerang nan cantik dengan label Fantasea Bali. Kerang-kerang tersebut diukir dan didesain dalam beragam bentuk menarik. Tak heran bila stand yang satu ini ramai disambangi pengunjung lokal dan asing.

Kepada Liputan6.com, Untoeng Sutanto alias Stephen, pemilik Fantasea Bali mengaku tidak terlalu sulit memperoleh kerang dari ukuran kecil sampai besar. Kerang-kerang itu bisa diperoleh dari pantai dan laut di Indonesia maupun luar negeri.

"Kalau di Indonesia, kita punya pengepul dari nelayan, restoran karena memang ada kerang yang untuk dimakan juga. Tapi kalau kerang dari luar negeri, banyak berasal dari New Zealand, Maroko dan lainnya," tutur Kolektor Kerang selama 25 tahun itu, seperti ditulis Senin (24/3/2014).

Stephen bahkan memiliki koleksi fosil kerang berumur ratusan tahun yang diburunya langsung dari Madagaskar, Afrika.

Dia mengatakan, museum atau galeri kerangnya yang berlokasi di Jalan Sunset Road, Bali memejeng 10 ribu koleksi kerang dari seluruh dunia. Jenis kerang tersebut antara lain, mata tujuh jenis Abalon, Pinctada Maksima, dan masih banyak lainnya.

"Bersama 15 orang karyawan, kami desain kerang dengan bermacam-macam bentuk, seperti lampu, figura, pajangan, dekorasi, asesoris dan sebagainya. Harganya pun mulai dari Rp 25 ribu sampai paling mahal Rp 300 juta-Rp 400 juta untuk fosil kerang," jelas Pria kelahiran Surabaya itu.

Stephen mengaku, pembeli kerajinan kerangnya berasal dari seluruh penjuru Indonesia. Selain itu, wisatawan maupun kolektor kerang mancanegara juga tak mau ketinggalan membeli kerajian kerang Fantasea Bali.

"Pembeli asing dari Jepang, Amerika Serikat (AS), China, Eropa dan Australia," ucap Lulusan Arsitek dari Universitas Fetra Surabaya itu.

Dia menilai, prospek bisnis kerajinan kerang di Indonesia masih sangat bagus meskipun ada penurunan permintaan dari Eropa karena guncangan krisis ekonomi.

"Masih ada harapan buat bisnis ini walaupun ada penurunan penjualan 30%-40% dari pasar luar negeri. Tapi prospek masih bagus, hanya saja kita harus memperhatikan dampak lingkungan karena bisa saja ke depan kerang-kerang ini dilindungi oleh negara," tandas Stephen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.