Liputan6.com, Jakarta Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tak sebanding dengan pembangunan jalan nasional dan jalan tol di Indonesia membuat kemacetan semakin parah.
Bagaimana tidak, pemerintah hanya menambah jalan sekitar 4 ribu kilometer (km) dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengungkapkan, jalan nasional pada 2004 mencapai 34 ribu km. Kini naik menjadi 38.401 km. Artinya selama satu dasawarsa, pemerintah hanya membangun jalan nasional 4.401 km.
"Kami sudah berupaya memperlebar dan memperkuat jalan, meski panjangnya tidak berubah. Namun karena pertumbuhan ekonomi sangat pesat, permintaan pun besar. Makanya masyarakat masih mengeluh suka macet," keluh dia saat berbincang dengan wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (24/3/2014).
Djoko mencontohkan, pihaknya telah memperlebar jalan Pantai Utara (Pantura) dari dua lajur menjadi empat lajur. Serta beberapa jalan lain hingga menambah enam lajur.
"Jalan yang tidak beton, kami jadikan beton. Kami juga kejar pembangunan dan pengembangan jalan nasional seperti lintas Jawa, Sumatera, Papua dan sebagainya," ujarnya.
Sementara itu, Djoko mengaku, penambahan jalan bebas hambatan justru jauh lebih kecil. Realisasi pembangunan jalan tol pada 2004 sepanjang 611 km. Jalan ini dibangun sejak 1970. Sedangkan sampai tahun ini sudah ada jalan bebas hambatan 918 km.
"Sepanjang 38 km dibangun pemerintah dan swasta serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membangun jalan tol sepanjang 880 km. Jadi bangun jalan tol 20 km setiap tahun," jelas dia.
Dia optimistis, pembangunan jalan nasional dan jalan tol bakal lebih baik apabila pembebasan lahan berjalan dengan lancar.
"Kalau dilihat dari kemantapan jalan dari 34 ribu jalan nasional sekitar 80% lalu 2013 meningkat jadi 92% dan jalan makin mantap dengan prosentase 94% dari 38 ribu km jalan," tandas Djoko.