Sukses

Kaya Pengalaman Jadi Modal Industri Asuransi RI Hadapi MEA 2015

OJK mengimbau kepada pelaku industri asuransi Indonesia untuk melakukan pembenahan teknologi dan SDM untuk hadapi pasar bebas ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, industri asuransi Indonesia dinilai juga perlu melakukan pembenahan. Pembenahan ini terutama terkait dengan penggunaan teknologi serta sumber daya manusia.

"Negara-negara di ASEAN sudah membangun infrastruktur agar lebih efisien terutama dalam bidang teknologi informasi dan sumber daya manusia. Kita juga tertantang untuk membangun tidak hanya itu, melainkan juga pada inovasi produk dan pemasaran sehingga mampu kompetitif dalam MEA," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Industri Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Firdaus Djaelani di Hotal Sahid, Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Dia menuturkan, Indonesia akan dijadikan sasaran utama bagi pelaku industri asuransi asing mengingat jumlah penduduk besar. Namun, hal tersebut tidak perlu menjadi kekhawatiran dari industri asuransi dalam negeri.

Menurut Djaelani, dengan pengalaman yang dimiliki oleh industri asuransi dalam negeri selama puluhan tahun, dapat menjadi modal untuk bersaing dengan asuransi asing.

"Pelaku asuransi masih punya kemampuan untuk melawan penetrasi ini. Perusahaan dari negara lain yang notabenenya merupakan pendatang baru, harus mempelajari pasar di Indonesia. Sedangkan perusahaan yang eksisting sudah punya pengalaman yang bisa dimanfaatkan. Jadi sudah sudah paham perilaku pasar dalam negeri," tutur Djaelani.

Meski demikian, bergulirnya pasar bebas antar negara Asia Tenggara ini selain dilihat dari sisi tantangan, namun juga harus dimanfaatkan sebagai peluang bagi industri asuransi dalam negeri.

"Pada blue print MEA 2015 yang disepakati pada 2007 lalu menyatakan bahwa ASEAN akan menjadi kawasan pasar terbesar ke-3 didunia setelah China dan India, dimana 14% penduduk dunia ada di ASEAN, sehingga ini layak dipandang bukan hanya sebagai tantangan, tetapi juga peluang," tandas Djaelani.