Sukses

Jero Wacik Akui Pengendalian BBM Bersubsidi Belum Sukses

Menteri ESDM Jero Wacik menilai, pemasangan RFID belum berhasil menjadi faktor yang membuat pengendalian BBM bersubsidi sulit dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jero Wacik menegaskan, program pengendalian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sulit dilakukan. Apalagi salah satu program untuk mengendalikan BBM bersubsidi dengan pemasangan Radio Frequency Identification (RFID) juga belum berhasil.

Menurut Jero, pemasangan RFID belum terlalu sukses karena ada kenaikan harga RFID seiring nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pernyataan Jero itu menanggapi keluhan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa soal pengendalian BBM Bersubsidi.

"RFID  misalnya yang dicoba Pertamina. Masangnya ribet. Ini baru tingkat pemasangan. Bukan omong doang tapi belum sukses. Sudah bekerja tapi belum sukses. Karena lama naik harganya ini lagi urusan pertamina dengan Inti. Semua orang inginnya cepat beres," kata Jero, usai menghadiri pelantikan kenaikan jabatan, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (25/3/2014).

Selain itu, untuk menekan konsumsi ada gagasan pembelian BBM dengan menggunakan cara non tunai. Menurut Jero, penerapan itu juga membutuhkan penyesuaian.

"Ini saya bilang kaji dulu. Karena untuk rakyat kita jangan buru-buru. Kelabakan rakyat kita di lapangan," ungkap Jero.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengeluhkan lambannya program pembatasan dan pengendalian konsumsi BBM oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).  

Untuk mengendalikan konsumsi BBM itu salah satunya dilakukan dengan program pemasangan RFID. Kementerian ESDM bersama PT Pertamina (Persero) berjanji bakal memasang seluruh kendaraan roda empat dengan alat pengontrol atau Radio Frequency Identification (RFID). Program lainnya adalah konversi dari BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG).

"Volume BBM subsidi harus dijaga, jadi harus dibatasi. Mana RFID, mana pengendalian? Omong doang, capek kalau omong doang," ujar Hatta.