Sukses

RI Ngotot Ubah Kerja Sama Ekonomi dengan Jepang

Pemerintah Jepang belum memberikan respons terhadap tinjaun ulang pelaksanaan kerja sama kemitraan ekonomi Indonesia dengan Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tengah mengajukan permintaan untuk meninjau kembali pelaksanaan kerja sama kemitraan ekonomi Indonesia dengan Jepang atau Indonesia-Jepang Economic Partnership (IJEPA). Hal itu karena ada penilaian kerja sama itu belum banyak membawa keuntungan bagi Indonesia.

"Jadi sudah 6 bulan lalu kami mengajukan permintaan untuk mereview IJEPA. Karena sudah waktunya untuk direview, tapi belum direspon oleh pemerintah Jepang," ujar Menteri Perindustrian, MS Hidayat di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Rabu (26/3/2014).

Dia mengatakan, meskipun hingga saat ini permintaan tersebut belum direspons, namun pemerintah akan tetap ngotot untuk kembali meninjau kerja sama itu. "Review tetap dilakukan, dari setiap perjanjian kemitraan selalu ada klausul yang menyatakan berapa lama bisa di review kembali," lanjutnya.

Menurut Hidayat, peninjauan kembali dilakukan karena selama ini terjadi ketidakseimbangan kinerja perdagangan dari Indonesia ke Jepang atau sebaliknya.

"Kami ingin memperbaiki trade balance-nya, karena selama ini Indonesia unbalance. Dari segi ekspor, kami sedikit sekali, sementara impornya besar sekali," ujar Hidayat.

Salah satu poin yang akan ditinjau kembali yaitu soal Manufacturing Industrial Development Center (MIDEC) yang selama ini tidak berjalan dengan baik dan belum membawa dampak positif bagi Indonesia.

"MIDEC itu kan tidak jalan, menurut saya disebabkan karena ada keengganan untuk merealisasikannya sesuai dengan ketentuan," tandasnya.

Japan-Indonesia Economic Partnership Agreement ini diberlakukan sejak 1 Juli 2008. JIEPA ini memberikan kesempatan untuk melakukan perdagangan ekspor impor antara Jepang-indonesia dengan tarif rendah ataupun 0. Perjanjian ini untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jepang.

Video Terkini