Liputan6.com, Jakarta Di tengah krisis listrik yang melanda Sumatera Utara, penyelesaian proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla (Proyek Sarulla) sangat dinantikan. Pembangkit berkapasitas 3x110 megawatt (MW) tersebut ditargetkan mulai beroperasi secara bertahap pada 2016.
"Unit pertama Proyek Sarulla sebesar 110 MW dijadwalkan untuk beroperasi secara komersial pada 2016, kemudian diikuti oleh unit kedua dan ketiga masing-masing 110 MW pada tahun 2017 dan 2018," kata Presiden Direktur Medco Power Indonesia ( MPI)Â Fazil E Alfitri di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Baca Juga
Proyek PLTP yang terletak di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara akan dikembangkan oleh konsorsium Sarulla Operations Ltd (SOL). Konsorsium ini terdiri dari PT Medco Power Indonesia (MPI), perusahaan milik bersama PT Medco Energi Internasional Tbk dan PT Saratoga Power bersama Itochu Corporation, Kyushu Electric Power Co dari Jepang dan Ormat International Inc. yang berbasis di Amerika Serikat.
"Ini merupakan proyek panas bumi dengan kontrak tunggal terbesar di dunia sampai saat ini," kata Fazil, di Jakarta, Selasa (1/4/2014).
Untuk memuluskan proyek, pada 28 Maret yang lalu, Konsorsium SOL telah menandatangani perjanjian pinjaman senilai US$ 1,17 miliar dengan tenor pinjaman 20 tahun dan 7 bulan masa tenggang, yang akan dipergunakan untuk pembangunan proyek PLTP Sarulla.
Para pemberi pinjaman adalah Japan Bank for International Cooperation (JBIC), Asian Development Bank (ADB) dan konsorsium dari beberapa bank komersial yang terdiri dari Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, ING Bank NV, Mizuho Bank, Ltd, National Australia Bank, Société générale dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation sebagai Mandated Lead Arrangers.
Medco Power saat ini memilki porsi kepemilikan terbesar di SOL yaitu 37,25% melalui PT Medco Geopower Sarulla. Berdasarkan Perjanjian Jual Beli Listrik 4 April 2013 yang ditandatangani dengan PLN, Proyek Sarulla ditargetkan untuk mencapai financial closing pada April 2014.
Dengan adanya financial closing ini akan mempercepat pengembangan Proyek Sarulla dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik di Sumatera Utara dan bagi PLN dapat melakukan penghematan bahan bakar minyak sebesar US$ 1 juta per harinya.
Maanfat lain pengoperasian Proyek Sarulla ini akan menghasilkan energi listrik dengan emisi (CO2) rendah sehingga bisa mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Advertisement
"Pembangkit ini juga menghasilkan listrik yang lebih stabil tanpa bergantung pada ketersediaan sumber energi sebagaimana yang
dihadapi pembangkit energi terbarukan lainnya," ungkapnya.